A. SEJARAH SEPAK TAKRAW
Bukti
sejarah menunjukkan bahwa permainan sepak takraw telah dimainkan di abad ke-15
oleh Kesultanan Malaka, karena disebutkan dalam teks sejarah Melayu yang
terkenal ”Sejarah Melayu”. Sejarah Melayu yang dijelaskan secara rinci tentang
Raja Muhammad, seorang putra Sultan Mansur Shah yang tak sengaja terkena bola
rotan dari Tun Besar, putra Tun Perak, dalam permainan sepak raga.
Bola
itu mengenai tutup kepala Raja Muhammad dan membuatnya terjatuh ke tanah. Dalam
kemarahan, Raja Muhammad segera menikam dan membunuh Tun Besar, sehingga
beberapa saudara Tun Besar ingain balas dendam dan membunuh Raja Muhammad.
Namun, Tun Perak berhasil menahan mereka dan mengatakan bahwa ia tidak akan
mengangkat Raja Muhammad sebagai pewaris Sultan. Oleh karena hal itu, Sultan
Mansur Shah memerintahkan anaknya meninggalkan Malaka dan mengangkatnya sebagai
penguasa di Pahang.
Di
Bangkok, tepatnya di Wat Phra Kaeo terdapat bangunan yang didirikan tahun 1785
yang menggambarkan dewa Hindu, Hanuman bermain sepak takraw di cincin dengan
pasukan kera. Catatan sejarah lain menyebutkan permainan awal sepak takraw
selama pemerintahan Raja Naresuan (1590-1605) dari Ayutthaya. Permainan tetap
dalam bentuk lingkaran selama ratusan tahun, dan versi modern sepak takraw
dimulai di Thailand pada awal tahun 1740-an.
Pada
tahun 1866 dengan Asosiasi Olahraga Malaysia merancang aturan pertama untuk
pertandingan sepak takraw. Empat tahun kemudian, asosiasi ini memperkenalkan
pertandingan gaya voli pertama. Dalam beberapa tahun, sepak takraw dimasukkan
ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah di Malaysia. Pada tahun 1940-an, versi
modern sepak takraw telah tersebar di Asia Tenggara bersama dengan aturan
formalnya.
Olahraga
ini secara resmi dikenal sebagai ‘sepak takraw’. “Sepak” adalah bahasa Melayu
untuk menendang dan “takraw” adalah kata Thai untuk bola anyaman. Oleh karena
itu sepak takraw secara harafiah berarti menendang bola. Pemilihan nama ini
untuk olahraga pada dasarnya merupakan kesepakatan antara dua negara lokomotif
sepak takraw yakni Malaysia dan Thailand. Di Indonesia, khususnya di Sulawesi
Selatan, sepak raga / takraw disebut meraga / maddaga yang dalam bahasa Bugis
yang diambil dari kata siraga-raga yang berarti saling menghibur.
Meskipun
sudah ada sejak dulu kala, tapi permainan sepaktakraw resmi berkembang di
Indonesia tahun 1970. Bermula dari kunjungan muhibah Singapura dan Malaysia
yang memperkenalkan permainan sepak raga maka tidak sulit dikembangkan di
Indonesia, berdasarkan instruksi Depdikbud tahun 1970, untuk mengembangkan
permainan sepaktakraw, di Sulsel, Sumut, Sumbar dan Riau.
Tahun
1971 berdiri secara resmi induk organisasi olahraga dengan nama Perserasi,
mempunyai empat anggota, yaitu Pengda Sumut, pengda Sumbar, Pengda Riau, dan
Pengda Sulsel. Kemudian sejak itu perkembangan sepaktakraw semakin pesat. Dari
empat Pengda tumbuh menjadi 14 Pengda pada tahun 1980 bertepatan dengan
diselenggarakannya Kejurnas ke-3. Dua tahun kemudian, di seluruh daerah tingkat
I sudah berdiri Perserasi.
B. PERKEMBANGAN SEPAK TAKRAW
1.
Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal
dari olahraga tradisional Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah – daerah di
Indonesia yang semula mengembangkan permainan ini adalah : Sumatera Utara,
Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Semula permainan sepak raga dimainkan
oleh sekelompok bangsawan di daerah – daerah tersebut, kemudian berkembang
menjadi permainan rakyat. Sepak raga dimainkan oleh enam sampai Sembilan orang
secsara melingkar di suatau tempat terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu
luang dikala orang menunggu waktu senja.
2.
Perkembangan Sepak Takraw Internasional
Pada tahun 1965 Sepak Takraw
merupakan satu cabang olahraga yang dipertandingkan Pesta Olahraga South Asia
Peninsulars Games ( SEAP GAMES )
yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali yang diikuti oleh Laos,
Thailand, Singapura dan Malaysia. Pada tahun 1977 jumlah Negara yang mengikuti
SEAP Games diperluas dengan Negara Asia lainnya, yaitu, Indonesia, Brunei dan
Philifina; dan nama SEAP Games diubah menjadi South Asian Games ( SEA GAMES).
Pada tingkat internasional
Sepak Takraw dipertandingkan pada kejuaraan : SEA Games, ASIAN Games, World
Sepak Takraw Championship, World Woman Sepak Takraw Championship, World Youth
Sepak Takraw Championship, King`s Cup Thailand, Merdeka Games, Arafura Games,
Anniversary Cup dan POM asia tenggara.
C. TEKNIK DASAR SEPAK TAKRAW
Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk
mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Kemampuan yang sangat penting
dan sangat perlu adalah kemampuan dasar bermain sepaktakraw. Menurut Ratinus
Darwis dan Penghulu Basa, (1992: 15). Tanpa menguasai kemampuan dasar atau
teknik dasar, maka permainan sepaktakraw tidak dapat dimainkan dengan baik.
Agar dapat melatih penguasaan teknik dan taktik permainan sepaktakraw harus
berpedoman pada gerakangerakan yang mudah ke sulit.
Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 24) teknik sepaktakraw meliputi
sepakan, yaitu: sepaksila, sepakkuda, sepakbadek, sepakcungkil, heading
(sundulan kepala), memaha, mendada, menapak, sepakmula (servis), smash, dan blocking”.
Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992: 15) ”teknik dasar sepaktakraw
terdiri dari: sepaksila, sepakkuda, sepakcungkil, menapak, sepakbadek, heading,
mendada, menahan, membahu”.
Sedangkan menurut Slamet S.R. (1994: 153-155) Teknik dasar sepaktakraw
antara lain: sepaksila, sepakkuda, sepakcungkil, sepaktelapak kaki, lemparan
sepakmula. menurut Sulaiman (2004: 18) untuk dapat bermain sepaktakraw yang
baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau keterampilan dasar
bermain yang baik. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar bermain
sepaktakraw.
a. Teknik dasar dalam
permainan sepaktakraw antara lain :
1) Sepaksila
2) Sepak kura atau Sepak kuda
3) Sepak badek atau Sepak simpuh
4) Teknik memaha atau main menggunakan paha
5) Heading
Teknik dasar bermain diatas antara satu dengan lainnya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Tanpa menguasai teknik dasar sepaktakraw
permainan ini tidak dapat dimainkan dengan baik. Teknik dasar dimiliki dengan
baik jika berlatih dengan baik. Namun tidak berararti bahwa prestasi
sepaktakraw itu hanya ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja,
faktor-faktor lainpun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi, misalnya
: fisik, mental, taktik dan strategi, dan yang lainnya.
1) Teknik Dasar Sepaksila
Menurut Sulaiman (2004: 18), sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan
kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk menerima dan menguasai bola,
mengumpan untuk serangan smash dan untuk menyelamatkan serangan lawan.
Teknik melakukan Sepaksila :
a.
Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu.
b.
Jarak badan terhadap bola kurang lebih sejauh separuh panjang lengan, jadi badan
lebih dekat terhadap bola karena kaki pemukul berada dengan posisi seperti
orang bersila (ditekuk).
c.
Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu.
d.
Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki sepak pada bagian bawah
bola.
e.
Kaki tumpu agak ditekuk sedikit dan badan dibungkukan sedikit.
f.
Kedua tangan dibuka dan di bengkokan pada siku untuk menjaga keseimbangan.
g.
Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak dikencangkan.
h.
Bola disepak ke atas lurus melewati kepala.
2)Teknik Sepakkura atau Sepakkuda
Menurut Sulaiman (2004: 19), sepakkura atau sepakkuda adalah sepakan atau menyepak
dengan menggunakan punggung kaki. Sepak kura atau sepak kuda digunakan untuk
memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang (keras) atau menyelamatkan
bola dari serangan lawan, untuk bertahan atau menguasai bola dalam usaha
menyelamatkan bola dari serangan lawan supaya tidak jatuh.
Teknik melakukan Sepakkura Atau Sepakkuda :
a.
Berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.
b.
Jarak badan terhadap bola kurang lebih sejauh panjang lengan, karena kaki pemukul
pada posisi punggung kaki, sehingga cenderung kaki agak lurus.
c.
Lutut kaki sepak dibengkokkan sedikit sambil ujung jari kaki mengarah ke lantai,
kaki tendang diangkat ke arah bola yang datang.
d.
Bola disentuh pada bagian bawahnya, dengan bagian atas kaki (punggung kaki).
e.
Badan dibungkukkan sedikit, kaki tumpu agak ditekuk.
f.
Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga keseimbangan.
g.
Bola disepak ke atas setinggi lutut.
3)Teknik Sepakbadek atau Sepaksimpuh
Menurut Sulaiman (2004: 22), sepakbadek atau sepaksimpuh adalah menyepak bola
dengan kaki bagian luar atau samping luar. Disebut juga sepaksimpuh karena
menyepak bola sama seperti sikap bersimpuh. Sepakbadek digunakan untuk
menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari smash lawan
dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.
Teknik melakukan Sepakbadek atau Sepaksimpuh :
a.
Berdiri dengan kedua kaki terbuka dengan jaraknya selebar bahu.
b.
Kaki yang digunakan untuk badek digerakkan keluar, berputar pada paha dengan
menghadapkan samping luar kaki ke arah bola.
c.
Tinggi gerakan kaki tidak melebihi lutut.
d.
Bola disentuh pada bagian bawahnya dengan menggunakan sisi luar kaki.
e.
Untuk keseimbangan, badan dicondongkan sedikit ke arah berlawanan dari kaki
yang digunakan (kalau kaki kiri yang digunakan badan condongkan ke kanan dan
sebaliknya).
f.
Untuk keseimbangan, kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku.
g.
Lutut sedikit ditekuk, dan pandangan ke arah bola.
4)Teknik Memaha
Menurut Sulaiman (2004: 23), memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam
usaha mengontrol bola. Memaha dapat digunakan untuk menahan dan menerima bola
dari serangan lawan, atau untuk membentuk dan menyusun serangan.
Teknik melakukan Memaha :
a.
Berdiri dengan kedua kaki selebar bahu.
b.
Kaki diangkat keatas dengan cara lutut ditekuk dan paha tidak melebihi
tinggi pinggang (sesuaikan dengan datangnya bola).
c.
Kaki tumpu ditekuk sedikit dan berat badan ada pada kaki tumpu.
d.
Kedua tangan terbuka untuk menjaga keseimbangan.
e.
Bola dikenakan pada paha di atas lutut, agar bola yang datang dapat memantul.
Perkenaan pada baha tepat di tengah paha, tidak pada pangkal paha atau pada
ujung paha (lutut).
f.
Bola yang dikontrol diarahkan lururs ke atas agar dapat dikuasai lebih
lanjut.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memainkan sepaktakraw
dengan baik, dalam pengertian mampu memperagakan teknik-tekniknya dengan baik,
keterampilan dasar merupakan landasan yang harus dibina sejak awal. Rangkaian
latihannya secara bertahap dalam tata urut yang logis menuju pembelajaran teknik-teknik
dasar sepaktakraw. Karena peragaan satu teknik dasar suatu cabang olahraga,
seperti dalam sepaktakraw misalnya, didukung oleh kombinasi beberapa keterampilan
dasar. Selain itu untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, di samping harus
memiliki kondisi fisik prima, keterampilan teknik dan taktik perlu juga
dikuasai secara baik juga. Selain teknik dasar juga ada teknik khusus dalam
sepaktakraw.
b. Teknik Khusus dalam permainan
sepaktakraw
Selain teknik dasar dalam permainan sepaktakraw seorang pemain juga harus mempunyai
atau menguasai teknik khusus. Tanpa memiliki teknik khusus itu, permainan
sepaktakraw tidak bisa dilakukan dengan baik dan sempurna. Teknik khusus tidak
lain adalah cara bermain sepaktakraw. Teknik khusus sangat berperan didalam
sebuah permainan karena setelah bola dikuasai apa yang harus dilakukan untuk
membuat serangan dan serangan itu dapat menghasilkan angka atau poin. Kemampuan
atau ketrampilan yang dimaksud dengan teknik khusus dalam permainan sepaktakraw
di atas adalah:
1) Sepakmula (servis).
2) Menerima sepakmula (servis).
3) Mengumpan.
4) Smash.
5) Block/ menahan.
D. PERATURAN PERMAINAN SEPAK TAKRAW
1. Service
Servis dilakukan otomatis secara bergantian (rolling).
2. Lapangan
2.1. Lapangan
Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton: 13,40 m x 6,10 m. Takraw dapat
dimainkan di dalam gedung dan juga dapat dimainkan di luar gedung (apabila
dimainkan di dalam gedung maka tinggi loteng minimal 8 m dari lantai).
2.2. Keempat sisi lapangan ditandai
dengan/cat atau lakban yang lebarnya 4 cm, diukur dari pinggir sebelah luar.
2.3. Area bebas :
adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan harus bebas rintangan.
2.4. Centre Line :
adalah garis tengah dengan lebar 2 cm.
3. Tinggi tiang (sama dengan net)
3.1. Putra:
Tinggi net 1,55 meter di
pinggir dan minimal 1,52 meter di tengah.
3.2. Putri:
Tinggi net 1,45 meter di
pinggir dan minimal 1,42 meter di tengah.
3.3. Kedudukan tiang 30 cm di luar garis pinggir.
4. Net:
4.1. Net terbuat dari tali/benang
kuat atau nilon, di mana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.
4.2. Lebar net 70 cm dan panjang
6,10 meter.
5. Bola Takraw
- Bola terbuat dari
plastik (syntetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran 42 – 44 cm
(putra) dan 43 – 45 cm (putri).
- Berat adalah 170 – 180
gr (putra) dan 150 – 160 gr (putri).
- Bola takraw selain
bola syntetic di atas dapat juga bola satu warna atau berwarna warni, tetap
bola tersebut tidak mempengaruhi penampulan/permainan atlit.
- Bola takraw dapat juga
terbuat dari karet syntetic atau bahan karet melapisi lingkaran bola yang
disetujui oleh ISTAF pada setiap pertandingan.
Semua kejuaraan Internasional regional mesti memakai bola yang telah
disetujui oleh ISTAF.
6. Pemain
6.1. Permainan ini dimainkan oleh
dua “Regu” masing-masing regu terdiri dari 2 orang pemain, dan setiap regu
ditambah 1 (satu) pemain cadangan.
6.2. Salah satu pemain dari regu
tersebut melakukan servis di garis belakang dengan cara melambung sendiri bola
tersebut saat melakukan servis disebut Tekong dan satu lagi di depan sebagai
penyerang.
6.3. Pemain yang tidak melakukan
servis disebut juga tekong pilihan, kedua regu masing-masing berada di dalam
lapangan.
7. Pakaian Pemain
7.1. Semua pemain putra diharuskan
memakai pakaian kaos seragam yang berlengan T-Shirt dan bersepatu karet, dan
untuk putri diharuskan memakai kaos bundar leher serta celana sebatas lutut.
Tidak diperkenankan pemain memakai pakaian yang membahayakan lawan selama
pertandingan.
Catatan: Kecuali dalam kondisi cuaca
dingin pemain diperkenankan memakai track suits.
7.2. Pakain yang pantas untuk seorang
pemain adalah yang menutupi badan seperti baju kaos/T-shirt (dipakai
rapi/dimasukkan).
7.3. Pakain pemain yang membantu
kecepatan bola tidak diperbolehkan.
7.4. Kapten regu harus memakai band
tangan di sebelah kiri.
7.5. Semua pemain diharuskan memakai
pakaian dengan nomor punggung yang tetap selama Tournament.
8. Subtitution (Penggantian Pemain)
8.1. Setiap “Regu” boleh
melaksanakan penggantian pemain 2 kali dalam 1 set.
8.2. Penggantian pemain
diperbolehkan setiap saat ketika bola mati, melalui Tim Manager/Pelatih yang
disetujui oleh Official Referee, selama belum melewati 2 kali dalam set
tersebut. Pemain yang mendapat “Kartu Merah” dan dikeluarkan oleh wasit dapat
diganti dengan ketentuan belum ada penggantian pemain sebelumnya.
8.3. Setiap regu yang kurang dari 2
pemain tidak dapat melanjutkan pertandingan tersebut dan dinyatakan kalah.
9. Official (Petugas Pertandingan)
Suatu pertandingan resmi harus dipimpin Technical Official sebagai berikut:
9.1. 2 (dua) Technical Delegate
9.2. 6 (enam) juri (Dewan Hakim)
9.3. 1 (satu) Official Referee
9.4. 2 (dua) Wasit (wasit utama dan wasit dua)
9.5. 6 (enam) penjaga
garis/lineman’s (4 disisi lapangan dan 2 digaris belakang)
10. Undian & Pemanasan Pemain
10.1. Sebelum permainan dimulai, wasit (official referee) akan melakukan
undian, dalam hal ini yang menang undian berhak memilih “Sepakmula” atau
“Tempat”.
11. Posisi Pemain pada Waktu Servis
11.1. Sebelum permainan dimulai, kedua regu
harus berada di lapangan masing-masing dalam posisi siap bermain.
11.2. Dalam melakukan sepakmula, posisi tekong
harus berada di belakang garis (base line), dan melakukan servis dengan cara
melambung bola sendiri.
11.3. Pemain yang tidak melakukan servis dapat
mengambil posisi bebas di lapangan sendiri.
11.4. Lawan atau regu penerima servis bebas
bergerak di dalam lapangan sendiri.
12. Permulaan Permainan & Sepakmula
12.1. Servis segera dilaksanakan apabila wasit
telah menyebut posisi angka. Jika tekong telah melambung bola sebelum wasit
menyebut posisi angka, maka lambungan bola diulang dan wasit akan memberi
peringatan, apabila masih terulang maka diputuskan batal.
12.2. Ketika servis dilaksanakan saat tekong
melakukan servis pemain akan bergerak di lapangan masing-masing.
12.3. Servis dinyatakan sah apabila melewati net
dan tidak melewati pita pembatas pada kedua sisi lapangan.
12.4. Pemain melakukan servis otomatik akan
dilaksanakan pergantian servis apabila terjadi point atau tidak point.
13. Kesalahan (Batal)
13.1. Kesalahan pihak penyepakmula:
13.1.1. Tekong yang melakukan servis, memainkan
bola, melemparkan bola kepada teman sendiri, memantulkan, melempar dan
menangkap lagi setelah wasit menyebut posisi angka.
13.1.2. Pemain yang tidak melakukan servis dapat
mengambil posisi yang sesuai yang diinginkan dengan tidak
membayangi/menghalangi pandangan lawan.
13.1.3. Tekong melompat ke dalam lapangan atau
ketika kaki melewati garis belakang atau dipinggir lapangan termasuk menyentuh
garis belakang ketika melakukan servis.
13.1.4. Tekong tidak melakukan servis bola yang
dilambung.
13.1.5. Bola menyentuh salah seorang pemain
(teman sendiri) sebelum bola melewati net.
13.1.6. Bola jatuh di luar lapangan.
13.1.7. Bola tidak melewati net.
13.1.8. Pemain menggunakan tangan atau kedua
tangan bagian lengan untuk bantuan saat melakukan servis walaupun tangan tidak
terus langsung pengenaan bola tapi menyentuh objek ketika melaksanakan servis.
13.2. Kesalahan dipihak penerima servis dan
sepak mula
13.2.1. Berusaha mengalihkan perhatian lawan
seperti: (isyarat tangan, menggertak, bersuara keras dan membuat keributan).
13.3. Kesalahan pada kedua pihak
13.3.1. Ada pemain yang mengambil bola di
lapangan lawan.
13.3.2. Menginjak dan melewati satu telapak kaki
garis tengah (centre line).
13.3.3. Ada pemain (perlengkapan sekalipun)
melewati lapangan lawan, walaupun di atas/di bawah net kecuali pada saat “The
follow through ball”.
13.3.4. Mempermainkan bola lebih dari 3 kali.
13.3.5. Bola mengenai tangan.
13.3.6. Menahan/menjepit bola diantara lengan
dan badan antara dua kaki atau badan.
13.3.7. Ada bagian badan atau perlengkapan
pemain seperti: sepatu, pengikat kepala dan lain-lain, menyentuh net tiang,
atau kursi wasit atau jatuh di lapangan lawan. Batal juga diberikan kepada
pemain yang menyentuh kursi wasit/linesman atau memegang pembatas sebelum
menendang bola.
13.3.8. Bola mengenai loteng/atap atau dinding
pembatas (objek lainnya).
13.3.9. Ada pemain sengaja memperlambat
permainan yang tidak perlu (peringatan).
14. Sistem Perhitungan Angka
14.1. Apabila
penerima servis, atau yang melakukan sepak mula terjadi kesalahan otomatis akan
peroleh angka sekaligus melakukan sepak mula lagi.
14.2. Angka
kemenangan setiap set maximum 21 angka, kecuali pada saat posisi angka 20 – 20,
pemenang akan ditentukan pada saat selisih 2 angka sampai batas akhir 25 point,
ketika 20-20 wasit utama menyerukan batas angka 25 point.
14.3. Memberikan
kesempatan istirahan 2 menit masing-masing pada akhir set pertama/kedua
termasuk Tie Break.
14.4. Apabila
masing-masing regu memenangkan 1 set, maka permainan akan dilanjutkan dengan
set “Tea Break” dengan 15 point, kecuali pada posisi 14 – 14, pemenang
ditentukan pada selisih 2 angka, sampai batas akhir angka 17.
14.5. Sebelum set tie break dimulai, wasit II
akan melakukan undian “Toss”. Regu yang menang undian toss akan melakukan sepak
mula pada saat tie break ini, pada pertukarantempat pada set tie break akan
dilakukan apabila salah satu Regu mencapai angka 8.
15. Time Out
1 menit setiap set pertama pada angka 11 dan set
kedua pada angka 11 termasuk tie break angka 8, ketika bola mati.
Selama time out hanya 5 orang yang
diperbolehkan berada di garis belakang/base line (3 pemain dan 2 pelatih).
16. Penghentian Permainan Sementara
16.1. Wasit yang sedang memimpin pertandingan
dapat menghentikan permainan sementara yang disebabkan karena: gangguan
lapangan, gangguan keamanan, gangguan cuaca atau ada pemain cedera dengan waktu
tidak lebih dari 5 menit.
Apabila lebih dari 5 menit pemain tidak dapat melanjutkan permainan maka
penggantian pemain dapat dilakukan sepanjang belum diadakan penggantian
sebelumnya.
16.2. Pemain yang cedera diizinkan 5 menit
sebagai injury time out setelah 5 menit pemain tersebut tak dapat melanjutkan
permainan, maka penggantian dapat dilakukan selama belum terjadi penggantian
sebelumnya.
16.3. Selama penghentian semantara, semua pemain
tidak diperbolehkan meninggalkan lapangan untuk menerima minuman/makanan atau
bantuan lainnya.
16.4. Apabila suatu pertandingan terhalang
karena keadaan luar biasa sehingga pertandingan tidak dapat diteruskan, maka
pertandingan dapat ditunda sampai keadaan mengijinkan. Adapun kedudukan angka
dalam penundaan lebih dari 2 jam, kembali kosong-kosong sedangkan set yang
telah selesai tetap tidak berubah.
17. Decipline (Tata Tertib)
17.1. Setiap pemain harus mematuhi peraturan
permainan.
17.2. Selama permainan berlangsung, hanya kapten
regu yang diperbolehkan berhubungan dengan wasit, kecuali atas kehendak wasit.
18. Pinalty (hukuman)
Pemain yang melanggar peraturan di bawah ini
akan mendapat hukuman pernyataan dari wasit apabila:
18.1. Causanable ………….
Memperlihatkan sikap tidak sopan kepada: pemain lain atau penonton juga kepada
wasit atas keputusan yang diambil.
18.2. Menampakkan sikap tidak bersahabat dan
tidak sopan.
18.3. Menghubungi wasit yang bertugas secara
kasar mengenai suatu keputusan yang diambil.
18.4. Meninggalkan lapangan permainan tanpa
permisi kepada wasit yang memimpin pertandingan.
18.5. Memberikan bola kepada pihak lawan dengan
menggunakan kaki atau melemparkannya dengan kasar.
18.6. Berlakukan tidak sopan selama permainan.
Catatan: Wasit
menggunakan kartu sebagai berikut:
Kartu Kuning :
Peringatan
Kartu Merah
: Pengusiran
Kartu Merah akan diberikan apabila:
a. Apabila pemain telah menerima
Kartu Kuning pada pertandingan yang sama.
b. Sikap kasar (tidak sopan)
seperti: memukul, menendang, meludah, dll.
c. Menggunakan kata-kata kotor atau
caci maki.
Catatan :
Pemain yang mendapat kartu merah, harus segera keluar lapangan sebagai ganjaran
indicipline, dan pemain tersebut tidak boleh bermain selama kejuaraan
berlangsung.
18.7. Penggantian pemain diizinkan sesuai dengan
peraturan butir (7.4).
18.8. Pemain yang telah dikenai kartu merah
tidak diizinkan bermain pada permainan berikutnya sampai dikeluarkan keputusan
lain Dewan hakim.
19. Kelakuan Buruk para Tim Official (Manager atau Pelatih)
Tindakan tata tertib juga diberikan kepada Tim
Official karena:
a. Melanggar tata tertib dan
peraturan permainan.
b. Mendukung pemainnya yang melanggar
tata tertib dan peraturan permainan.
c. Mengganggu jalannya permainan.
20. Umum
Wasit yang memimpin pertandingan bersama
Official Referee akan menggunakan kebijaksanaannya untuk menyelesaikan masalah
yang belum tercantum dalam peraturan ini.
Keputusan Official Referee adalah mutlak (tidak
dapat diganggu gugat).
Syarat Mutlak yang Dimiliki oleh Wasit
Seorang wasit yang baik harus memenuhi syarat
sbb:
20.1. Standar fisik dan kesegaran jasmani yang
baik meliputi:
20.1.1. Mata (tidak berkacamata)
20.1.2. Pendengaran (tidak tuli)
20.2. Bermoral dan karakter yang baik
20.3. Menguasai peraturan permainan Sepaktakraw
20.4. Pemikiran yang profesional
20.5. Berdedikasi dan inisiatif
20.6. Percaya diri, daya fikir yang baik dan
tepat dalam mengambil keputusan
20.7. Berjiwa kepemimpinan
20.8. Berkewajiban (comitment)
Good Moral Character meliputi:
20.8.1.1. Referee’s
Personality/berkepribadian sebagai wasit
20.8.1.2. Sense of
Responsibility/bertanggung jawab
20.8.1.3. Referee’s
Qualities/berkualitas
20.8.1.4. Good Moral
Character/berkepribadian baik
20.8.1.5. Behavior &
courteous
20.8.1.6. Considerate &
Sympathetic
20.8.1.7. Good Leadership
20.8.1.8. Perception &
impression
20.8.1.9. Sharp memory
Langkah-Langkah Wasit dalam Memimpin
Pertandingan
Wasit melaksakan prosedur sebagai berikut:
1. Memeriksa lapangan permainan,
garis, tiang, net, bola, posisi kursi wasit dan letak kursi linesman menurut
peraturan.
2. Mengadakan briefing dengan para
linesman tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta bagaimana
memberi isyarat: masuk atau keluar bila ditanya oleh wasit.
3. Memastikan regu yang mana
melakukan sepak mula atau pilih tempat dan pemanasan awal. (Regu yang melakukan
sepak mula harus dicatat pada lembaran skor/score sheet).
4. Memeriksa pakaian pemain, mereka
tidak diperbolehkan memakai: gelang, cincin, jam dan gigi palsu. Hal tersebut
dilarang demi keamanan.
5. Memperkenalkan:
5.1. Nama kejuaraan yang dipimpin.
5.2. Kategori untuk: Putra/Putri
5.3. Jenis pertandingan (Tim atau
Regu atau Double Event)
5.4. Peserta yang bertanding
5.5. Wasit yang mengumumkan
5.6. (Set I, Set II, dan Tie Break)
sebut mulai dari kanan.
- double – event sepak takraw
PERATURAN PERMAINAN SEPAKTAKRAW DOUBLE REGU
Peraturan Sepaktakraw Double Regu
sama dengan Peraturan Sepaktakraw kecuali yang berubah adalah:
1. Service
-
Dilaksanakan sendiri, dengan (lambung sendiri) dilakukan di sepanjang belakang
garis (base line).
- Servis
dilakukan otomatis secara bergantian (rolling).
2. Lapangan
2.1. Lapangan
Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton: 13,40 m x 6,10 m. Takraw dapat
dimainkan di dalam gedung dan juga dapat dimainkan di luar gedung (apabila
dimainkan di dalam gedung maka tinggi loteng minimal 8 m dari lantai).
2.2. Keempat sisi
lapangan ditandai dengan/cat atau lakban yang lebarnya 4 cm, diukur dari
pinggir sebelah luar.
2.3. Area
bebas : adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan harus
bebas rintangan.
2.4. Centre Line
: adalah garis tengah dengan lebar 2 cm.
3. Tinggi tiang (sama
dengan net)
3.1. Putra:
Tinggi net 1,55 meter di pinggir dan minimal 1,52 meter di tengah.
3.2. Putri:
Tinggi net 1,45 meter di pinggir dan minimal 1,42 meter di tengah.
3.3. Kedudukan tiang 30
cm di luar garis pinggir.
4. Net:
4.1. Net terbuat dari
tali/benang kuat atau nilon, di mana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.
4.2. Lebar net 70 cm
dan panjang 6,10 meter.
5. Bola Takraw
- Bola
terbuat dari plastik (syntetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran
42 – 44 cm (putra) dan 43 – 45 cm (putri).
- Berat
adalah 170 – 180 gr (putra) dan 150 – 160 gr (putri).
- Bola
takraw selain bola syntetic di atas dapat juga bola satu warna atau berwarna
warni, tetap bola tersebut tidak mempengaruhi penampulan/permainan atlit.
- Bola
takraw dapat juga terbuat dari karet syntetic atau bahan karet melapisi
lingkaran bola yang disetujui oleh ISTAF pada setiap pertandingan.
- Semua
kejuaraan Internasional regional mesti memakai bola yang telah disetujui oleh
ISTAF.
6. Pemain
6.1. Permainan ini
dimainkan oleh dua “Regu” masing-masing regu terdiri dari 2 orang pemain, dan
setiap regu ditambah 1 (satu) pemain cadangan.
6.2. Salah satu pemain
dari regu tersebut melakukan servis di garis belakang dengan cara melambung
sendiri bola tersebut saat melakukan servis disebut Tekong dan satu lagi di
depan sebagai penyerang.
6.3. Pemain yang tidak
melakukan servis disebut juga tekong pilihan, kedua regu masing-masing berada
di dalam lapangan.
7. Pakaian Pemain
7.1. Semua pemain putra
diharuskan memakai pakaian kaos seragam yang berlengan T-Shirt dan bersepatu
karet, dan untuk putri diharuskan memakai kaos bundar leher serta celana
sebatas lutut. Tidak diperkenankan pemain memakai pakaian yang membahayakan
lawan selama pertandingan.
Catatan: Kecuali dalam
kondisi cuaca dingin pemain diperkenankan memakai track suits.
7.2. Pakain yang pantas
untuk seorang pemain adalah yang menutupi badan seperti baju kaos/T-shirt
(dipakai rapi/dimasukkan).
7.3. Pakain pemain yang
membantu kecepatan bola tidak diperbolehkan.
7.4. Kapten regu harus
memakai band tangan di sebelah kiri.
7.5. Semua pemain
diharuskan memakai pakaian dengan nomor punggung yang tetap selama Tournament.
8. Subtitution
(Penggantian Pemain)
8.1. Setiap “Regu” boleh
melaksanakan penggantian pemain 2 kali dalam 1 set.
8.2. Penggantian pemain
diperbolehkan setiap saat ketika bola mati, melalui Tim Manager/Pelatih yang
disetujui oleh Official Referee, selama belum melewati 2 kali dalam set
tersebut. Pemain yang mendapat “Kartu Merah” dan dikeluarkan oleh wasit dapat
diganti dengan ketentuan belum ada penggantian pemain sebelumnya.
8.3. Setiap regu yang
kurang dari 2 pemain tidak dapat melanjutkan pertandingan tersebut dan
dinyatakan kalah.
9. Official (Petugas Pertandingan)
Suatu pertandingan resmi harus
dipimpin Technical Official sebagai berikut:
9.1. 2 (dua) Technical
Delegate
9.2. 6 (enam) juri
(Dewan Hakim)
9.3. 1 (satu) Official
Referee
9.4. 2 (dua) Wasit
(wasit utama dan wasit dua)
9.5. 6 (enam) penjaga
garis/lineman’s (4 disisi lapangan dan 2 digaris belakang)
10. Undian & Pemanasan Pemain
10.1. Sebelum permainan dimulai,
wasit (official referee) akan melakukan undian, dalam hal ini yang menang
undian berhak memilih “Sepakmula” atau “Tempat”.
11. Posisi Pemain pada Waktu Servis
11.1. Sebelum permainan dimulai,
kedua regu harus berada di lapangan masing-masing dalam posisi siap bermain.
11.2. Dalam melakukan sepakmula,
posisi tekong harus berada di belakang garis (base line), dan melakukan servis dengan
cara melambung bola sendiri.
11.3. Pemain yang tidak melakukan
servis dapat mengambil posisi bebas di lapangan sendiri.
11.4. Lawan atau regu penerima
servis bebas bergerak di dalam lapangan sendiri.
12. Permulaan Permainan &
Sepakmula
12.1. Servis segera dilaksanakan
apabila wasit telah menyebut posisi angka. Jika tekong telah melambung bola
sebelum wasit menyebut posisi angka, maka lambungan bola diulang dan wasit akan
memberi peringatan, apabila masih terulang maka diputuskan batal.
12.2. Ketika servis dilaksanakan
saat tekong melakukan servis pemain akan bergerak di lapangan masing-masing.
12.3. Servis dinyatakan sah apabila
melewati net dan tidak melewati pita pembatas pada kedua sisi lapangan.
12.4. Pemain melakukan servis
otomatik akan dilaksanakan pergantian servis apabila terjadi point atau tidak
point.
13. Kesalahan (Batal)
13.1. Kesalahan pihak penyepakmula:
13.1.1. Tekong yang melakukan servis,
memainkan bola, melemparkan bola kepada teman sendiri, memantulkan, melempar
dan menangkap lagi setelah wasit menyebut posisi angka.
13.1.2. Pemain yang tidak melakukan
servis dapat mengambil posisi yang sesuai yang diinginkan dengan tidak
membayangi/menghalangi pandangan lawan.
13.1.3. Tekong melompat ke dalam
lapangan atau ketika kaki melewati garis belakang atau dipinggir lapangan
termasuk menyentuh garis belakang ketika melakukan servis.
13.1.4. Tekong tidak melakukan servis
bola yang dilambung.
13.1.5. Bola menyentuh salah seorang
pemain (teman sendiri) sebelum bola melewati net.
13.1.6. Bola jatuh di luar lapangan.
13.1.7. Bola tidak melewati net.
13.1.8. Pemain menggunakan tangan atau
kedua tangan bagian lengan untuk bantuan saat melakukan servis walaupun tangan
tidak terus langsung pengenaan bola tapi menyentuh objek ketika melaksanakan
servis.
13.2. Kesalahan dipihak penerima
servis dan sepak mula
13.2.1. Berusaha mengalihkan perhatian
lawan seperti: (isyarat tangan, menggertak, bersuara keras dan membuat
keributan).
13.3. Kesalahan pada kedua pihak
13.3.1. Ada pemain yang mengambil bola
di lapangan lawan.
13.3.2. Menginjak dan melewati satu
telapak kaki garis tengah (centre line).
13.3.3. Ada pemain (perlengkapan
sekalipun) melewati lapangan lawan, walaupun di atas/di bawah net kecuali pada
saat “The follow through ball”.
13.3.4. Mempermainkan bola lebih dari 3
kali.
13.3.5. Bola mengenai tangan.
13.3.6. Menahan/menjepit bola diantara
lengan dan badan antara dua kaki atau badan.
13.3.7. Ada bagian badan atau
perlengkapan pemain seperti: sepatu, pengikat kepala dan lain-lain, menyentuh
net tiang, atau kursi wasit atau jatuh di lapangan lawan. Batal juga diberikan
kepada pemain yang menyentuh kursi wasit/linesman atau memegang pembatas
sebelum menendang bola.
13.3.8. Bola mengenai loteng/atap atau
dinding pembatas (objek lainnya).
13.3.9. Ada pemain sengaja memperlambat
permainan yang tidak perlu (peringatan).
14. Sistem Perhitungan Angka
14.1. Apabila penerima servis, atau
yang melakukan sepak mula terjadi kesalahan otomatis akan peroleh angka
sekaligus melakukan sepak mula lagi.
14.2. Angka kemenangan setiap set
maximum 21 angka, kecuali pada saat posisi angka 20 – 20, pemenang akan
ditentukan pada saat selisih 2 angka sampai batas akhir 25 point, ketika 20-20
wasit utama menyerukan batas angka 25 point.
14.3. Memberikan kesempatan
istirahan 2 menit masing-masing pada akhir set pertama/kedua termasuk Tie
Break.
14.4. Apabila masing-masing regu
memenangkan 1 set, maka permainan akan dilanjutkan dengan set “Tea Break”
dengan 15 point, kecuali pada posisi 14 – 14, pemenang ditentukan pada selisih
2 angka, sampai batas akhir angka 17.
14.5. Sebelum set tie break
dimulai, wasit II akan melakukan undian “Toss”. Regu yang menang undian toss
akan melakukan sepak mula pada saat tie break ini, pada pertukarantempat pada
set tie break akan dilakukan apabila salah satu Regu mencapai angka 8.
15. Time Out
1 menit setiap set pertama pada angka 11 dan set kedua pada angka 11 termasuk
tie break angka 8, ketika bola mati.
Selama time out hanya 5 orang yang diperbolehkan berada di garis belakang/base
line (3 pemain dan 2 pelatih).
16. Penghentian Permainan Sementara
16.1. Wasit yang sedang memimpin
pertandingan dapat menghentikan permainan sementara yang disebabkan karena:
gangguan lapangan, gangguan keamanan, gangguan cuaca atau ada pemain cedera
dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Apabila lebih dari 5 menit pemain tidak dapat melanjutkan permainan maka
penggantian pemain dapat dilakukan sepanjang belum diadakan penggantian
sebelumnya.
16.2. Pemain yang cedera diizinkan
5 menit sebagai injury time out setelah 5 menit pemain tersebut tak dapat
melanjutkan permainan, maka penggantian dapat dilakukan selama belum terjadi
penggantian sebelumnya.
16.3. Selama penghentian semantara,
semua pemain tidak diperbolehkan meninggalkan lapangan untuk menerima minuman/makanan
atau bantuan lainnya.
16.4. Apabila suatu pertandingan
terhalang karena keadaan luar biasa sehingga pertandingan tidak dapat
diteruskan, maka pertandingan dapat ditunda sampai keadaan mengijinkan. Adapun
kedudukan angka dalam penundaan lebih dari 2 jam, kembali kosong-kosong
sedangkan set yang telah selesai tetap tidak berubah.
17. Decipline (Tata Tertib)
17.1. Setiap pemain harus mematuhi
peraturan permainan.
17.2. Selama permainan berlangsung,
hanya kapten regu yang diperbolehkan berhubungan dengan wasit, kecuali atas
kehendak wasit.
18. Pinalty (hukuman)
Pemain
yang melanggar peraturan di bawah ini akan mendapat hukuman pernyataan dari
wasit apabila:
18.1. Causanable ………….
Memperlihatkan sikap tidak sopan kepada: pemain lain atau penonton juga kepada
wasit atas keputusan yang diambil.
18.2. Menampakkan sikap tidak
bersahabat dan tidak sopan.
18.3. Menghubungi wasit yang
bertugas secara kasar mengenai suatu keputusan yang diambil.
18.4. Meninggalkan lapangan
permainan tanpa permisi kepada wasit yang memimpin pertandingan.
18.5. Memberikan bola kepada pihak
lawan dengan menggunakan kaki atau melemparkannya dengan kasar.
18.6. Berlakukan tidak sopan selama
permainan.
Catatan:
Wasit menggunakan kartu sebagai berikut:
Kartu
Kuning : Peringatan
Kartu
Merah : Pengusiran
Kartu Merah akan diberikan apabila:
a. Apabila pemain telah
menerima Kartu Kuning pada pertandingan yang sama.
b. Sikap kasar (tidak
sopan) seperti: memukul, menendang, meludah, dll.
c. Menggunakan
kata-kata kotor atau caci maki.
Catatan :
Pemain yang mendapat kartu merah, harus segera keluar lapangan sebagai ganjaran
indicipline, dan pemain tersebut tidak boleh bermain selama kejuaraan
berlangsung.
18.7. Penggantian pemain diizinkan
sesuai dengan peraturan butir (7.4).
18.8. Pemain yang telah dikenai
kartu merah tidak diizinkan bermain pada permainan berikutnya sampai
dikeluarkan keputusan lain Dewan hakim.
19. Kelakuan Buruk para Tim
Official (Manager atau Pelatih)
Tindakan tata tertib juga diberikan
kepada Tim Official karena:
a. Melanggar tata
tertib dan peraturan permainan.
b. Mendukung pemainnya
yang melanggar tata tertib dan peraturan permainan.
c. Mengganggu jalannya
permainan.
20. Umum
Wasit
yang memimpin pertandingan bersama Official Referee akan menggunakan
kebijaksanaannya untuk menyelesaikan masalah yang belum tercantum dalam
peraturan ini.
Keputusan
Official Referee adalah mutlak (tidak dapat diganggu gugat)
Syarat Mutlak yang Dimiliki oleh Wasit
Seorang
wasit yang baik harus memenuhi syarat sbb:
20.1. Standar fisik dan kesegaran
jasmani yang baik meliputi:
20.1.1. Mata (tidak berkacamata)
20.1.2. Pendengaran (tidak tuli)
20.2. Bermoral dan karakter yang
baik
20.3. Menguasai peraturan permainan
Sepaktakraw
20.4. Pemikiran yang profesional
20.5. Berdedikasi dan inisiatif
20.6. Percaya diri, daya fikir yang
baik dan tepat dalam mengambil keputusan
20.7. Berjiwa kepemimpinan
20.8. Berkewajiban (comitment)
Good Moral Character meliputi:
20.8.1.1. Referee’s
Personality/berkepribadian sebagai wasit
20.8.1.2. Sense of
Responsibility/bertanggung jawab
20.8.1.3. Referee’s
Qualities/berkualitas
20.8.1.4. Good Moral
Character/berkepribadian baik
20.8.1.5. Behavior
& courteous
20.8.1.6. Considerate
& Sympathetic
20.8.1.7. Good
Leadership
20.8.1.8. Perception
& impression
20.8.1.9. Sharp memory
Langkah-Langkah Wasit dalam
Memimpin Pertandingan
Wasit
melaksakan prosedur sebagai berikut:
1. Memeriksa lapangan
permainan, garis, tiang, net, bola, posisi kursi wasit dan letak kursi linesman
menurut peraturan.
2. Mengadakan briefing
dengan para linesman tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta
bagaimana memberi isyarat: masuk atau keluar bila ditanya oleh wasit.
3. Memastikan regu yang
mana melakukan sepak mula atau pilih tempat dan pemanasan awal. (Regu yang
melakukan sepak mula harus dicatat pada lembaran skor/score sheet).
4. Memeriksa pakaian
pemain, mereka tidak diperbolehkan memakai: gelang, cincin, jam dan gigi palsu.
Hal tersebut dilarang demi keamanan.
5. Memperkenalkan:
5.1. Nama kejuaraan
yang dipimpin.
5.2. Kategori untuk:
Putra/Putri
5.3. Jenis pertandingan
(Tim atau Regu atau Double Event)
5.4. Peserta yang
bertanding
5.5. Wasit yang
mengumumkan
5.6. (Set I, Set II,
dan Tie Break) sebut mulai dari kanan.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment