A.
Pengertian Lempar Lembing
a. Lembing
c. Aturan Melempar
Lembing
adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan
dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari
Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun
1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi
Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin
kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada
Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki
dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia
kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian
dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan
lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba
dan heptathlon.
Beruang
lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang
mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak,
melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan
berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan,
ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah
pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga
ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil
yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala,
dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau
komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek
dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda
dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet
untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing
aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing
(bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat
sebelum pelepasan lembing).
B.
Sejarah Terciptanya Lempar Lembing
Sejarah lempar lembing berawal
jauh di zaman kuno dan sangat erat hubungannya dengan beraneka ragam teknik
melempar. Zaman dahulu lemparan dilakukan dengan berbagai cara, seperti
berdiri, dengan ancang - ancang, dengan satu atau dua tangan untuk mengenai
suatu sasaran. Dari lembing ringan untuk berburu pada zaman primitif, tombak
berat untuk berperang di seluruh dunia dan lembing dari abad pertengahan selama
berabad - abad hingga terbentuklah lembing untuk perlombaan seperti sekarang
ini.
Lembing
lama terbuat dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok. Kemudian diganti
dengan kayu ringan dari Swedia. Setelah itu, berubah lagi menjadi lembing
modern yang terbuat dari logam dan serat kaca (fiberglass). Salah satu nomor
atletik adalah lempar lembing. Sama halnya dengan nomor atletik lainnya,
seperti lari, nomor lempar lembing juga memiliki teknik - teknik sendiri dalam
melakukan suatu lemparan sehingga menghasilkan lemparan yang baik.
Lempar
lembing diikutsertakan dalam pesta olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor
perorangan untuk putra dan putri. Sekarang nomor ini dimasukkan dalam dasar
lomba dan sapta lomba. Dua perkembangan telah mempengaruhi pelaksanaan lempar
lembing. Pertama adalah usaha untuk menggunakan putaran jenis cakram untuk
melempar. Walaupun metode ini menghasilkan jarak yang baik, tetapi sering kali
tidak diperbolehkan. Kedua adalah adanya peraturan yang melarang atlet
membelakangi arah lemparan. Dengan demikian peraturan ini telah memantapkan
jenis lempar lembing tradisional.
C. Teknik Dasar Lempar Lembing
Teknik dasar lempar lembing hanya dibagi menjadi 4 hal saja,
jadi tidak ada alasan seorang siswa yang sedang mempelajari lempar lembing
tidak bisa melakukannya dengan baik. 4 Teknik dasar lempar lembing adalah :
Cara memegang lembing dalam olahraga lempar lembing bisa
dipelajari dan dipraktekkan dengan sangat mudah. Untuk bisa melakukannya, ada 3
cara dalam memegang lembing, yaitu :
1. Cara Amerika (Pemain memegang
lembing di antara jari telunjuk dan jempol yang berada tepat di belakang tali
lilitan pada pegangan lembing.
2. Cara Finlandia (Pemain memegang
lembing antara jari tengah dan jempol yang berada tepat pada belakang lilitan
tali pegangan lembing. Sementara itu, letak jari telunjuk lurus ke arah
belakang di bawah lembing.
3. Cara Pegangan Tang. Pemain
memegang lembing dengan telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di
belakang pegangan (lilitan)
Memegang lembing gaya Amerika, Finlandia, ataupun gaya
pegangan tang bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
Cara Memegang Lembing
Cara Melempar Lembing
Atlet berlari dengan membawa lembing di
atas kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak tangan
menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan
tanah. Panjang awalan rata-rata 30 m. Awalan pendahuluan biasanya dimulai
ketika atlet tiba di tempat yang telah diberi tanda sebelumnya (check mark).
Pada prakteknya, cara melempar lembing
memiliki dua gaya, yaitu lempar lembing gaya Finlandia dan lempar lembing gaya
jingkat (Hop step), meskipun ada juga gaya American Hop, namun ke dua gaya
tersebut jika bisa dipraktekkan dengan baik akan menghasilkan lemparan yang
jauh.
Lempar
Lembing Gaya Finlandia (Cross Step)
Cross Step adalah langkah sebelum melempar
lembing, teknik ini lebih dikenal dengan cara lempar lembing gaya Finlandia.
Cara ini bisa dilakukan dengan :
1.
Dengan
permulaan berlari, lembing dibawa setinggi kepala dengan lengan bengkok, siku
menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap ke atas.
2.
Lembing sejajar
dengan tanah, lintasan awalan kurang
lebih 30 m
termasuk ”langkah silang”, langkah akhir dimulai sejak pelempar
sampai pada tanda (check mark) yang dipasang sebelumnya.
3.
Kaki
kanan melompat kuat dibantu dengan kaki kiri mengangkat panggul ke depan atas
disertai dengan panggul dan badan diputar ke kiri. Lengan kiri dari posisi terangkat
di muka dada lalu digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap ke arah lemparan
agak menengadah, pandangan agak ke atas.
4.
Didahului
siku kanan, lembing dilemparkan sekuatkuatnya
dengan sudut lemparan
kurang lebih 40 Derajat disertai dengan badan yang
dicondongkan ke depan mengikuti ayunan lengan melempar lembing, lepasnya
lembing kira-kira di atas depan dari bahu kanan.
5.
Lepasnya
lembing diikuti dengan kaki kanan melangkah di muka. Gerakan ini merupakan
langkah yang kelima gaya Finlandia. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan,
kaki kiri ditegakkan ke belakang dan
tetap terangkat untuk
memberikan keseimbangan pada kaki
kanan yang harus berjingkat-jingkat dalam usahanya mengerem lajunya awalan.
6.
Keluar
dari lintasan setelah lembing yang dilempar jatuh. Dari posisi berdiri ia
meninggalkan lintasan. Lemparan dianggap tidak sah kalau setelah melempar dan
lembing belum jatuh ke tanah, ia telah meninggalkan lintasan.
Untuk lebih jelas mengenai gaya silang ini,
lihat gambar lempar lembing gaya Finlandia di bawah ini :
1) Awalan
Awalan berlari
sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, sikut menghadap ke
depan dan telapak tangan menghadap atas. Posisi lembing berada sejajar di atas
garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri atas langkah silang
(cross step). Pada bagian akhir dapat dilakukan langkah dengan beberapa cara
berikut.
1. Dengan jingkat (hop step)
2. Dengan langkah silang di depan
(cross step)
Proses
peralihan (cross step) dilakukan saat kaki diturunkan. Kedua bahu diputar
perlahan ke arah kanan (bukan kidal), lengan kanan mulai bergerak dan
diluruskan ke arah belakang dengan tubuh bagian atas condong ke belakang.
Pandangan selalu melihat lurus ke depan
2) Lemparan
Pada
gerak melemparkan lembing, tarik bahu kanan dan lengan melakukan gerakan
melempar melalui poros bahu dengan kuat ke depan-atas. Badan bergerak melewati
kaki depan, lalu melepaskan lembing.
3) Akhiran
Gerak
akhir lemparan dilakukan dengan melangkahkan kaki ke depan untuk menyeimbangkan
gerak agar tidak terjatuh dan tidak melebihi garis batas lemparan.
C. Bentuk Latihan Lempar Lembing
Berikut
ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk melatih lempar lembing. Mintalah
pengawasan dari guru Anda saat berlatih.
a.
Melempar dari berdiri menghadap ke depan
1. Pelempar berdiri menghadap ke
depan dengan kaki terpisah selebar bahu.
2. Lembing ditarik dan dipegang di
atas kepala, menunjuk ke tanah dengan sudut runcing.
3. Lembing dilemparkan untuk
menancap di tanah 3–4 meter ke depan.
b.
Melempar berdiri menghadap ke samping
1. Pelempar berdiri dengan kaki
60–90 cm terpisah dengan kaki menunjuk lurus ke depan.
2. Berat badan ada di belakang,
pada kaki kanan.
3. Kepala menghadap ke depan,
sedangkan pinggang dan bahu menghadap ke samping.
4. Lembing ditarik di mana mata
lembing dekat dengan mata pelempar sebelah kanan.
5. Telapak tangan kanan menghadap
ke atas dan di atas garis bahu.
6. Memulai gerakan dengan
mengangkat sedikit kaki dari tanah, dan berat badan ada pada kaki kanan yang
dibengkokkan sedikit.
7. Dorong kaki kanan dengan kuat,
berporos pada telapak kaki dan meletakkan kaki kiri di tanah dengan tumit lebih
dulu.
8. Pinggang akan memutar ke depan
membentuk punggung melengkung, dengan bahu, lengan, dan tangan mengikuti.
9. Selama melakukan seluruh gerakan
melempar, siku harus dipertahankan selalu dekat dengan lembing.
D.
Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
Berikut
ini beberapa peraturan yang diberlakukan dalam perlombaan lempar lembing.
Lembing
terbuat dari bambu dengan bagian ujung runcing yang terbuat dari logam. Lembing
terdiri atas tiga bagian, yaitu mata lembing, badan lembing, dan pegangan
lembing. Ukuran lembing yang digunakan untuk putra memiliki panjang 2,6–2,7
meter dan beratnya 800 gram. Sementara itu, lembing yang digunakan oleh putri
memiliki panjang 2,2–2,3 meter
b. Lapangan Lempar Lembing
Berikut ini
penjelasan tentang lapangan lempar lembing.
1. Lintasan awal dibatasi oleh garis
5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m dan maksimal 36,5m.
2. Lengkung lemparan dibuat dari
kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm. Lengkungan ini datar dengan tanah
dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter
terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.
3. Sudut lemparan dibentuk dari dua
garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan dengan sudut 29 derajat
memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.
Setiap
atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan dengan menggunakan
satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut.
1. Lembing tidak dipegang pada
pembalutnya.
2. Setelah dipanggil 2 menit belum
melempar.
3. Menyentuh besi batas lemparan
sebelah atas.
4. Setelah melempar keluar lewat
garis sektor lempar.
5. Lembing jatuh di luar garis
sektor lempar.
6. Ujung lembing tidak membekas
pada tanah.
Beberapa catatan penting :
- Pada saat melempar lembing, sejak dari gerakkan pertama sampai akhir harus dilakukan dengan lancar dan countineu (tidak terputus).
- Saat membawa/mengangkat lembing kedepan harus melalui bidang atau bahu. Jadi jangan terlalu keluar samping kanan atau turun lebih rendah dari bahu.
- Lembing tidak semata-mata didorong dari belakang , tetapi harus juga diangkat tinggi lewat diatas bidang bahu.
- Agar diusahakan pada saat mengangkat/membawa lembing dari belakang, batang lembing tidak terlampau jauh dari lengan bawah. Pada awalan lemparan, sikap siku kanan harus ditekuk.
- Pergelangan tangan harus berfungsi untuk melecut pada akhir lemparan
- Saat melepas lembing, kedua kaki tidak boleh didalam keadaan melayang.
- Jadi gerakkan melempar itu mulai dari ujung kaki kanan-kaki kanan merambat kepinggul-otot perut-dada terus kebahu-lengan atas-lengan bawah-pergelanngan tangan dan terakhir pada ujung jari tangan
0 comments:
Post a Comment