Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
a.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Numbered Head
Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional. Numbered Head Together
(NHT) dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto. 2009: 82). Sedangkan
menurut A’la (2010:100) Numbered Head Together (NHT) adalah
suatu metode belajar berkelompok dan setiap siswa diberi nomor kemudian guru
memanggil nomor dari siswa secara acak.
Numbered Head
Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. NHT ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerjasama mereka. NHT ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik
(Lie, A. 2002: 59).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe NHT adalah merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif struktural
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam memperoleh
materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran.
Menurut Suyatno (2009: 53) tipe NHT (Numbered Head Together) adalah salah
satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan langkah sebagai berikut:
1)
Mengarahkan.
2)
Membuat kelompok heterogen dan tiap
siswa,memiliki nomer tertentu.
3) Memberikan persoalan materi bahan
ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan
nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama
4) Mempresentasikan hasil kerja
kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga
terjadi diskusi kelas.
5)
Mengadakan kuis individual dan
membuat skor perkembangan tiap siswa.
6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
Menurut Trianto (2009: 82) sebagai pengganti pertanyaan
langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan 4 langkah struktur Number Heads Together yaitu :
1) Langkah
-1 : Penomoran; Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3 sampai 5
orang secara heterogen dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai
5.
2) Langkah
-2 : Pengajuan pertanyaan; Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi dan spesifik dalam bentuk kalimat tanya.
3)
Langkah -3 : Berpikir Bersama
Siswa menyatakan pendapat terhadap jawaban pertanyaan
itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
4)
Langkah -4 : Pemberian Jawaban;
Guru menyebut nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah tersebut dapat
dikembangkan sebagai berikut :
Pendahuluan
1)
Menginformasikan materi yang akan
dibahas atau mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu.
2)
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai secara rinci dan menjelaskan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
3)
Memotivasi siswa agar timbul rasa
ingin tahu tentang konsep
-konsep yang
akan dipelajari.
Kegiatan Inti
Langkah ke-1 :
Penomoran
Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa ke dalam
kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa dan setiap anggota kelompok diberi
nomor 1sampai dengan 5.
Langkah ke-2
(Mengajukan Pertanyaan)
1)
Menjelaskan materi secara sederhana
2)
Mengajukan pertanyaan Langkah ke-3
(Berpikir Bersama)
1)
Pada langkah ini siswa memikirkan
pertanyaan yang akan diajukan oleh guru.
2) Menyatukan pendapat dengan jalan
mengerjakan LKS di bawah bimbingan
guru dan memastikan bahwa tiap anggota kelompoknya sudah mengetahui jawabannya.
Langkah ke-4
(Pemberian Jawaban)
1) Pada
langkah ini guru memanggil salah satu nomor dari
salah satu kelompok secara acak.
2) Siswa
yang disebut nomornya dalam kelompok yang bersangkutan mengacungkan tangannya.
3) Mencoba
menjawab untuk seluruh kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.
4) Jika
jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul, siswa diberi kesempatan
untuk mencatat dan apabila jawaban masih salah, guru akan mengarahkan.
5) Guru
memberikan pujian kepada siswa/kelompok yang
menjawab betul.
b. Menghitung Skor Individual dan Tim
Perhitungan skor peningkatan (point kemajuan)individu
dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai pre
test dan nilai evaluasi. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan
yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan
skor tes yang diperolehnya. Adapun
penghitungan skor peningkatan individu pada penelitian ini diambil dari penskoran peningkatan individu
yang dikemukakan Slavin, E.R. (2010:159) seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu
Skor
Kuis/ Evaluasi
|
Poin
Kemajuan
|
Lebih dari 10 point di bawah skor awal
|
5
|
10 - 1 point di atas skor awal
|
10
|
Skor awal sampai 10 point di atas skor awal
|
20
|
Lebih dari 10 point di atas skor awal
|
30
|
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
|
30
|
Adapun format lembar penyekoran kuis ditunjukkan pada tabel berikut
ini :
Tabel Format Lembar Penskoran Kuis
No
|
Siswa
|
Tgl : ……..
|
Tgl : ………
|
||||
Kuis : ……
|
Kuis : …….
|
||||||
Skor Awal
|
Skor Kuis
|
Skor Peningkatan
|
Skor Awal
|
Skor Kuis
|
Skor Peningkatan
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
(Sumber,
Slavin, E.R. 2009:162)
Perhitungan skor tim dilakukan dengan cara menjumlahkan
masing-masing skor peningkatan individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah
anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang
dikategorikan pada tiga tingkatan, yaitu tim baik, tim hebat, dan tim super.
Langkah-langkah penentuan dan penghargaan skor tim adalah sebagai berikut :
Tabel Kriteria
Penghargaan Skor Tim
Kriteria Rata-Rata Tim (x)
|
Predikat
|
0≤ x ≤ 5
|
-
|
5 ≤ x ≤ 15
|
Tim Baik
|
15 ≤ x ≤ 25
|
Tim Hebat
|
25 ≤ x ≤ 30
|
Tim Super
|
Sumber:
Trianto, 2009:72
c. Kelebihan dan Kelemahan NHT
Menurut a’la (2010:
100) pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1)
Kelebihan
a)
Setiap siswa dalam belajar menjadi siap semua.
b)
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c)
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
2)
Kelemahan
a)
Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh
guru.
b)
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
Dari kelebihan dan kelemahan di atas dapat disimpulkan
bahwa NHT tidak cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama, namun proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar paham dengan konsep yang diberikan, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Siswa juga
belajar untuk mengemukakan pendapat dan menghargai teman.
kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
1)
Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
2)
Setiap peserta didik memikirkan
jawaban atas soal dari kartu yang dipegang.
3)
Setiap peserta didik mencari
pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (jawaban soal).
4)
Setiap peserta didik yang dapat
mencocokan kartuya sebelum batas waktu
diberi
point.
5)
Setelah satu babak, kartu dikocok
lahi agar setiap peserta didik mendapat
kartu yang
berbeda dari sebelumnya.
6)
Kesimpulan.
0 comments:
Post a Comment