Metode Karya wisata (Out Door)
a. Pengertian metode karya wisata.
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identik dengan
pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas.
Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara
sistematis dan sistemik. Sering dalam implementasi outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar sehingga esensi
kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan
kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa,
seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa.
Karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan
perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolahan, memiliki
perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran
merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual.
(Anitah, 2008: 5.29)
Menurut barron P, (2009) dalam bukunya Aktivitas
Permainan dan Ide Praktis Belajar di
Luar Kelas, Anak-anak SD perlu belajar di ruang
terbuka karena:
1) Pembelajaran di ruang terbuka
memberi anak kebebasan untuk belajar menggunakan semua indera mereka.
Pengalaman ini mendorong pola pikir
kreatif dan imajinatif.
2) Pembelajaran di ruang terbuka
membantu memperbaiki kemampuan belajar, perilaku, dan pemahaman anak di dalam
kelas.
3) Pembelajaran diruang terbuka
memberikan pengalaman belajar yang kuat. Pengalaman ini membantu anak
mengembangkan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
4)
Pembelajaran di ruangan terbuka
secara nyata berdampak positif pada rasa percaya diri, harga diri, dan
pengendalian diri anak.
5) Belajar di ruang terbuka sering
kali melibatkan banyak pengalaman praktis dan langsung. Semuanya ini sangat menguntungkan
bagi pembelajar kinestetik, yaitu anak yang lebih cepat mempelajari sesuatu
dengan mengerjakannya secara langsung.
6)
Belajar di ruang terbuka sangat
menyenangkan bagi guru dan siswa.
Menurut Muslisch M (2009:239) Pembelajaran luar kelas
adalah guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa
langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
melalui pembelajaran luar kelas peran guru adalah sebagai motivator artinya
guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan
lingkungan.
b. Keuntungan dari belajar di luar kelas
Keuntungan dari
belajar di luar kelas menurut (sudjana, 2007: 208)
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan
tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam- jam, sehingga motivasi belajar
siswa akan lebih tinggi.
2)
Hakikat belajar akan lebih bermakna
sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat
alamiah.
3)
Bahan- bahan yang dapat dipelajari
lebih kaya serta lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
4)
Kegiatan belajar siswa lebih
komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji
fakta dan lain- lain.
5)
Sumber belajar menjadi lebih kaya
sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan
sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain- lain.
6)
Siswa dapat memahami dan menghayati
aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk
pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk
cinta lingkungan.
c. Beberapa kelemahan dan kekurangan
Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi
dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan
belajar. (Sudjana, 2007: 209) misalnya:
1) Kegiatan belajar kurang
dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak
melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.
Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu
dilaksanakan. Misalnya, menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki
siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa yang
harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi,
mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-
lain.
2) Ada kesan dari guru dan siswa bahwa
kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk
belajar di kelas.
3) Sempitnya pandangan guru bahwa
kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar
siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual
maupun kelompok dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya.
d. Langkah dan Prosedur Penggunaan
Menurut Sudjana (2007:215) ada beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar
yaitu:
1)
Langkah persiapan
a) Guru
dan siswa menetukan tujuan belajar yang diharapkan
diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar.
b) Menentukan objek
yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c) Menentukan
cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat yang
terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi LKS dalam kegiatan belajar.
d) Guru dan siswa
mempersiapkan perijinan jika diperlukan.
e) Persiapan
teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti tata tertib di perjalanan, di tempat tujuan, perlengkapan belajar
yang harus dibawa dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.
2)
Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini adalah melakukan
kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan
yaitu:
a) Kegiatan
belajar diawali dengan penjelasan guru mengenai objek yang dikunjungi.
b) Siswa
harus bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing.
c) Siswa
mencatat semua informasi yang diperoleh dari penjelasan guru.
d) Guru memberikan
LKS pada setiap kelompok.
e) Selanjutnya
siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-
hasil belajarnya untuk lebih melengkapi
dan memahami materi yang dipelajari.
3)
Tindak lanjut
a) Tindak
lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk
membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan.
b) Setiap
kelompok melaporkan hasil-hasil belajarnya untuk dibahas bersama.
c) Guru
meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut,
disamping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan
pengajaran bidang studinya.
d) Guru
membagikan lembar evaluasi kepada siswa dan dikerjakan
secara individu.
2) Guru
melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil- hasil yang telah dicapai.
e. Pembelajaran Out door sebagai Pembelajaran Kerja Kelompok
Pada dasarnya cooperative
learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap
atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur
dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. keberhasilan kerja
kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri. (Solihatin dan Raharjo, 2009: 4)
Menurut Suprijono (2010:54) bahwa pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru. Guru
menetapkan tugas dan pertanyaan- pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud.
Menurut Isjoni (2010: 16) bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,
siswa agresif dan tidak peduli pada yang
lain. Cooperative learning ini
bukan bermaksud untuk menggantikan pendekatan kompetiti (persaingan).
Menurut Slavin (2010 :8) Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran, siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok- kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan
struktur kelompoknya bersifat heterogen.
Bennet di dalam Isjoni (2009 : 60 -
61) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran
kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu :
1)
Positive Interdepedence
Positive Interdepedence, yaitu
hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan
diantara anggota kelompok, keberhasilan seseorang merupakan
keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
2)
Interaction face
to face
Interaction face
to face, yaitu interaksi yang berlangsung terjadi antar siswa tanpa adanya
perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal
diantara siswa yang ditingkatkan oleh
adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat
mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
3)
Adanya tanggung jawab pribadi
mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok.
Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran
dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya,
karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
4)
Membutuhkan keluwesan.
Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar
pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5)
Meningkatkan keterampilan bekerja
sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok).
Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan
masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat
dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerja
sama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan
di masyarakat.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran luar kelas sebagai pembelajaran kelompok dimulai dari guru
yang memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
peserta didik untuk belajar.
Pembelajaran kooperatif dapat dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas untuk mengenal teknologi alat komunikasi dan transportasi.
Pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan di luar kelas dapat dilakukan dengan
cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian siswa melakukan tugas
bersama di luar kelas secara berkelompok.
0 comments:
Post a Comment