FUNGSI KURIKULUM
Setiap
lembaga pendidikan formal maupun nonfomal dalam penyelenggaraan kegiatan
sehari-harinya berlandaskan kurikulum-kurikulum itu sendiri dalam hal ini dapat
berupa : (1). Rancangan kurikulum, yaitu buku kurikulum suatu lembaga
pendidikan; (2) Pelaksanann kurikulum, yaitu proses pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan ; dan (3). Evaluasi kurikulum, yaitu penilaian atau
penelitian basil-hasil pendidikan.
Dengan
lingkup pendidikan formal. kegiatan merancang melaksanakan dan menitai
kurikulum tersebut, yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan,
dilaksanakan sebagai program pengajaran.
Berbicara
masalah fungsi kurikulum kita dapat meninjaunya dari tiga segi, yaitu fungsi
bagi sekolah yang bersangkutan, bagi sekolah pada tingkat diatasnya dan fungsi
bagi masyarakat (Winamo Surahmad ; 6).
1.
Fungsi bagi sekolah yang berungkutan
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan ini
paling tidak dapat disebutkan dua macam. Pertama, sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Manifestasi kurikulum dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah adalah berupa program pengajaran. Program
pengajaran itu sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang kesemuanya dimaksudkan sebagai uapaya untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan yang akan dicapai tersebut disusun secara
berjenjang mulai dart tujuan pendidikan yang bersifat nasional sampai tujuan
instruksional. Jika tujuan instruksional tercapai (hasilnya langsung dapat
diukur melalui kegiatan belajar mengajar di kelas) pada gilirannya akan
tercapai pula tujuan-tujuan pada jenjang diatasnya. Setiap kurikulum sekolah
pasti didalamnya tereantum tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus
dicapai melalui kegiatan pengajaran.
Kedua,
kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatn-kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya, telah
ditentukan macam-macam bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan atau materi
pengajamn untuk tiap semester, sumber bahan, metode atau cara pengajaran, alat
dan media pengajaran yang diperlukan. Disamping itu. kurikulum juga mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan jenis program cara penyelenggaraan, strategi
pelaksanaan, penanggung jawab, sua dan prasarana dan sebagainya.
2.
Fungsi bagi sekolah tingkat diatasnya
Dalam
hal ini kurikulum dapat untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses
pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka
kurikulum pada tingkat diatasnya dapat mengadakan penyesuaian Misalnya saja,
jika suatu bidang studi telah diberikan pada kurikulum sekolah ditingkat
bawahnya, harus dipertimbangkan lagi pemilihannya pada kurikulum, sekolah
tingkatan diatasnya terutama dalam hal pemulihan bahan pengajaran. Penyesuaian
bahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari keterulangan penyampaian yang bisa
berakibat pemborosan waktu dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga
kesinambungan bahan pengajaran itu.
Disamping
itu, terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan tenaga pengajar.
Bila satu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga guru
(LPTK),. Maka lembaga tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat
dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengaju. Misalnya murid
SPG harus mengetabui kurikulum SD, mahasiswa IKIP/FKG harus menguasai kurikulum
kurikulum SMTP dan SMTA. Jika di SD, SMP dan SMA kegiatw pengajaran disampaikan
dengan sistem PPSI, maka sekolah-sekolah yang bertugas mengadakan guru untuk
sekolah-sekolah tersebut harus membekali calon-calonnya dengan kemampuan
memtruat PPSI.
3.
Fungsi bagi Masyarakat
Padatamatan
sekolah memang dipersiapkan untuk terjun dimasyarakat atau tugasnya untuk
bekerja sesuai dengan keterampilan profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu,
kurikulum sekolah haruslah mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat atau para pemakai keluaran sekolah. Untuk keperluan itu
perlu ada kerja sama antara piliak sekolah dengan pihak luar dalam hal
pemberrahan kurikulum yang diharapkan. Dengan demikian, masyarakat atau para
pemakai lulusan sekolah dapat memberikan bantuan, kritik atau saran-saran yang
berguna bagi penyempumaan program pendidikan di sekolah.
Dewasa
ini kesesuaian antara program kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus
benar-benar diusahakan. Hal itu mengingat seringnya terjadi kenyataan balwa
lulusan selsolah halum siap pakai atau tidak sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan dalm lapangan pekerjaan. Akibatnya, walau semakin menumpuk tenaga
kerja yang ada, kita tak dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia karena
tidak memiliki keterampilan atau keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan pada lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi kesenjangan
tersebut, ada seorang tokoh pendidikan yang mengemukakan agar sekolah tingluat
SD sudah dibuat menjadi dua jalur, yaitu jalur akademis (dipersiapkan untuk
melanjutkan sekolah) dan jalur vokasional (dipersiapkan untuk segera bekerja).
Hal itu berdasarkan kenyataan penelitian bahwa masih sebagian besar anak
tamatan SD yang tidak meneruskan pendidikan ke tingkat di atasnya.
Sering
terjadi karena suatu tingkat keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu tingkat
pekerjaan, maka hal itu segera diajarkan di sekolah. Sebagai contoh hal yang
berhubungan dengan keguruan misalnya dapat disebutkan perabekalan keterampilan
menibuat satuan pelajaran. Pada waktu itu, yaitu permulann diterapkannya PPSI
dalam sistem pengajaran di Indonesia sesuai dengan tuntutan kurikulum '75,
calon guru segera diberi keterampilan membuatnya (sekarang Model Perencanaan
Pengajaran). Boleh dikatakan bahwa pembekalan atau pengajaran keterampilan
tersebut semata-mata disebabkan tuntutan pekerjaan kelak.
Penyiapan
keterampilan para tamatan sekolah untuk bakal terjun di masyarakat kerja, juga
ditentukan oleh suatu misi sekolah, apakah ia sekolah umum atau kejuruan. Misi
suatu sekolah apakah ia bertugas mempersiapkan tamatannya untuk meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (jalur akademis), atau untuk bekerja
(jaIur vokasional), atau untuk kedua-duanya, akan mewamai pendidikan
keterampilan yang diajarkan oleh pibak sekolah yang bersangkutan. Dengan adanya
hal itu, para pemakai lulusan sekolah tentunya sudah tanggap, Julusan dengan
keterampilan mana (atau apa) yang mereka butuhkan dan itu harus dialamatkan
pada sekolah yang sesui dengan misinya.
0 comments:
Post a Comment