Pengertian Kesetimbangan
Kesetimbangan merupakan hal yang paling penting dari semua asas jasmani, dalam mekanika yang berhubungan dengan teknik-teknik olahraga. Berbagai macam aspek kesetimbangan dipertahankan bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Bila diinginkan tingkat stabilitas yang tinggi maka dibuatkanlah suatu sikap yang dapat memberikan kesetimbangan yang mantap. Hal ini dibuktikan oleh seorang pegulat. Sebaliknya apabila dibutuhkan tingkat stabilitas yang rendah, maka dibuatlah suatu sikap yang mudah membatalkan kesetimbangan, misalnya start seorang perenang atau pelari.
Sikap badan, apakah seseorang itu berdiri, berjongkok, bertumpu atau mengambil sikap tertentu, semua ini adalah persoalan kesetimbangan atau balance. Orang yang sedang meniti pematang sawah, berusaha agar tidak jatuh saat berjalan. Ia ada dalam keadaan antara jatuh dan tidak jatuh. Sebaliknya orang yang merangkak posisinya tidak tergoyahkan. Posisi dimana kita mudah jatuh disebut labil, sedangkan posisi yang tidak tergoyahkan, disebut dengan stabil.
Dalam ilmu pengetahuan statistika kita membedakan tiga macam kesetimbangan, yaitu: Stabil, Labil, dan Indifferent/netral.
- Stabil; Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan stabil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relative kecil) kesetimbangannya tidak berubah atau kembali dalam kesetimbangan yang semula.
- Labil; Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan labil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya akan hilang/jatuh.
- Indifferent/neutral; Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan indifferent/netral, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relative kecil) kesetimbangannya berubah (tidak hilang) atau dalam kesetimbangan baru.
Kesetimbangan itu ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
- Letak titik berat benda terhadap porosnya.
Bila titik berat badan berada pada garis gaya berat/garis vertikal, dan berada
di bawah
poros geraknya, maka benda dalam keadaan stabil; sebaliknya bila titik berat badan
berada diatas poros geraknya, benda dalam keadaan labil
poros geraknya, maka benda dalam keadaan stabil; sebaliknya bila titik berat badan
berada diatas poros geraknya, benda dalam keadaan labil
2. Luas bidang
tumpuannya / alasnya.
Bila bidang tumpuannya cukup luas, benda ada dalam keadaan stabil, sebaliknya
bila
tumpuannya relatif kecil benda ada dalam keadaan labil.
3. Letak titik berat benda terhadap bidang tumpuannya.
Bila bidang
tumpuannya cekung/concav (sehingga bila benda itu bergeser/bergerak, titik
berat
badan nya naik), benda ada dalam keadaan stabil. Sebaliknya bila
tumpuannya
cembung/convex benda
ada dalam keadaan labil.
Hukum Kesetimbangan I
"Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya"
Cobalah berdiri rapat pada dinding tembok. Saat berdiri, proyeksi titik berat badan jatuh pada tumpuan kaki. Sekarang lanjutkan dengan membungkukkan badan ke depan. Titik berat badan akan bergeser ke depan (sebab bagian badan pindah ke depan) dan sedikit turun ke bawah (sebab tubuh bagian atas turun). Proyeksi titik berat badan akan jatuh diluar tumpuan kaki. Pada posisi ini kita akan terjatuh.
Kalau kita membungkuk di tempat yang bebas (tidak rapat ke dinding), tidak akan terjatuh sebab saat titik berat badan bergeser ke depan, pantat kita bergeser ke belakang. Pergeseran pantat ini, menyebabkan proyeksi titik berat badan tetap berada dalam bidang tumpuan kaki.
Hukum Kesetimbangan II
"Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. Artinya makin luas bidang tumpuan, makin besar stabilitasnya; sebaliknya makin kecil bidang tumpuannya makin kecil pula stabilitasnya"
Cobalah berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar 30cm. Kemudian buka kaki lebih lebar lagi menjadi 60cm. Ternyata, makin lebar atau luas tumpuan kaki kita, makin stabil posisi kita.
Hukum Kesetimbangan III
"Stabilitas berbanding lurus dengan berat benda/badan. Artinya semakin berat badan seseorang, semakin besar stabilitasnya; sebaliknya semakin ringan badan seseorang, semakin kecil stabilitasnya"
Pada pertandingan tinju, ada kelas-kelas berdasarkan katagori berat badannya. Berat badannya yang sesuai akan sesuai pula stabilitasnya sehingga tidak akan terjadi kecelakaan yang fatal, bila salah seorang kalah dalam pertandingan.
Hukum Kesetimbangan IV
"Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal dari titik berat badan terhadap sisi bidang tumpuan ke arah benda/badan bergerak. Artinya makin besar jarak horizontal kearah tertentu, makin besar stabilitasnya kearah tersebut. Sebaliknya makin kecil jarak horizontal, makin kecil pula stabilitasnya"
Perhatikan orang-orang yang sedang melakukan
tarik tambang. Mereka membuat posisi sehingga bagian badan dan kepala
condong ke belakang, sedangkan kaki yang satu dijulurkan jauh ke depan. Posisi
yang demikan menyebabkan titik berat badannya jauh dari kaki tumpuan yang
didepan. Sebaliknya perhatikan orang yang saling mendorong. Badannya
dicondongkan ke depan, sedangkan sebelah kakinya jauh berada di belakang.
Posisi ini juga menyebabkan titik berat badannya jauh dari kaki tumpuan yang
dibelakang.
Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa agar stabilitas menjadi besar, seseorang berusaha agar jarak datar (horizontalnya) menjadi sebesar-besarnya. Orang yang saling tarik-menarik tidak akan mungkin jatuh ke depan, jadi jarak horizontal kearah depan harus besar, sedangkan orang yang saling dorong-mendorong tidak mungkin jatuh ke belakang, jadi jarak horizontal kearah belakang harus lebih besar.
Sebaliknya orang yang akan lari harus dalam keadaan labil. Contohnya pada permainan soft ball, pelari yang akan lari ke base berikutnya, sebelum lari memindahkan berat badannya ke tumpuan kaki yang didepan. Ini berarti titik berat badannya didekatkan ke sisi tumpuan, jadi jarak horizontalnya diperkecil.
Hukum Kesetimbangan V
"Stabilitas berbanding terbalik dengan
jarak vertikal dari titik berat badan terhadap bidang alasnya. Artinya makin
besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya; sebaliknya makin kecil
jarak vertikalnya makin besar stabilitasnya"
Contoh pada disain bentuk mobil balap
dan bandingkan dengan mobil untuk kepentingan angkutan biasa. Mobil balap
selalu dibuat serendah-rendahnya. Dengan kecepatan yang tinggi jika akan
melakukan tikungan yang tajam mobil akan tetap stabil dan tidak kuatir akan
terbalik (dengan asumsi tetap berkendara secara benar). Perhatikan pula
pertandingan gulat. Lawan yang akan dibalik selalu berusaha agar badannya rapat
ke matras, sehingga jarak vertikalnya menjadi sekecil-kecilnya. Jarak vertikal
yang kecil, berarti stabilitasnya besar.
Prinsip Kesetimbangan Tumpuan Kaki
Setiap sikap atau gerakan kerja kaki (foot work) yang dilakukan oleh seorang atlet bergantung dari tumpuan kakinya. Tumpuan kaki ini akan menentukan luasnya bidang tumpuan dan luas bidang tumpuan ini akan menentukan kesetimbangan seseorang.
Yang dimaksud dengan luas bidang tumpuan pada kaki adalah besarnya permukaan yang paling luas dari setiap titik tumpunya.
Prinsip Kesetimbangan Sikap Siap, Waspada atau Kuda-kuda
Agar dapat mengantisipasi gerakan lawan atau peralatan yang dimanipulasi lawan, atlet harus selalu waspada, siap menghadapi segala kemungkinan. Berdiri pada situasi demikian disebut "sikap siap atau sikap sedia". Sikap sedia dalam keadaan berdiri, haruslah berdiri dalam keadaan seimbang (balance) pada kedua kaki. Jadi tumpuan pada kedua kaki haruslah cukup lebar.
Dilihat dari
esensinya, kesetimbangan tersebut ada dua jenis, yaitu:
- Kesetimbangan yang memerlukan waktu agak lama dalam keadaan stabil (enduring stability), misalnya pada cabang olahraga Panahan, Menembak.
- Kesetimbangan yang dilakukan dalam waktu cepat dan segera harus berubah sikap (momentary stability), misalnya pada cabang olehraga Basket, Badminton.
Kesiap-siagaan
pada olahraga beladiri, harus stabil bila hendak dijatuhkan dan harus labil
bila hendak bergerak (menghindar dan menyerang). Usahakan jarak kedua kaki
cukup lebar tetapi tidak mengganggu untuk bergerak cepat. Badan agak condong,
lutut ditekuk sehingga otot disekitar persendian akan berkontraksi. Tegangan
otot ini akan membuat reaksinya cepat.
Prinsip Kesetimbangan dari Sikap Diam ke Gerak
Kalau
hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi
labil. Jadi titik berat badan harus dipertinggi (jarak vertikal diperbesar) dan
titik berat badan didekatkan ke sisi tumpuan (jarak horizontal diperkecil).
Perhatikan seorang atlet yang melakukan start jongkok.
Saat aba-aba "awas" pantat di angkat, berarti titik berat
badan dinaikkan (jarak vertikal diperbesar); badan dicondongkan ke depan (Jarak
horizontal diperkecil).
Menurut
penelitian Slater-Hammil, sikap atau posisi untuk dapat bergerak dengan cepat
ke suatu arah adalah dengan cara:
- Kedua kaki jaraknya selebar bahu
- Tidak goyah (stagger)
- Berat badan terbagi rata pada kedua tumpuan kaki
- Berat pada masing-masing tumpuan kaki tersebar rata antara bola kaki sampai tumit
- Lutut ditekuk antara 90-120; besar sudut ini tergantung pada unsur kekuatan otot quadriceps, makin kuat otot ini, makin dalam tekukan lutut/makin mendekati 90.
Prinsip Kesetimbangan dari Bergerak ke Diam
Kalau
kita dalam keadaan bergerak (lari) dan tiba-tiba hendak berhenti (dengan
seketika), maka badan kita dari keadaan labil harus menjadi stabil. Pada
base/soft ball misalnya, bila hendak mendekati base kita sliding. Badan
dicondongkan ke belakang, berarti jarak horizontal diperbesar. Badan
direndahkan berarti jarak vertikal diperkecil. Pada saat bergeser ditanah, paha
dan seluruh badan dikenakan ke permukaan tanah, berarti bidang tumpuan
diperbesar dan gesekan diperbesar juga. Kadang-kadang langsung merebahkan badan
telungkup kedepan.
Pada dribble basketball, kalau hendak berhenti dengan
seketika, kaki jaraknya diperbesar, berarti bidang tumpuan diperbesar, badan
direndahkan dan kaki depan dijulurkan. Artinya jarak vertikal diperkecil dan jarak
horizontal diperbesar. Semua manuver ini untuk membuat badan menjadi stabil.
Prinsip Kesetimbangan Mempertahankan Kesetimbangan Dalam Keadaan
Bergerak
Kerja
kaki (foot work) pada permainan bulutangkis, tennis atau beladiri
selalu harus memperhatikan prinsip-prinsip kesetimbangan.
Contoh yang lebih jelas misalnya pada gerakan
dasar kaki saat melakukan tinju bayangan (shadow boxing) yang menitik beratkan
bergesernya kaki secara tepat menurut prinsip kesetimbangan diatas. Kalau akan
bergerak kekiri, kaki kiri bergeser kekiri lebih dahulu. Pergerakan kaki ini
akan memperluas bidang tumpuan. Kalau sebaliknya yang dilakukan (kalau kaki
kanan yang bergeser kekiri lebih dahulu), maka bidang tumpuannya menjadi lebih
kecil, stabilitasnya kecil dan akibatnya fatal kalau kena pukul.
Berdasarkan keterangan di atas dapat kita simpulkan
bahwa dalam status setimbang/Balance, apabila gaya yang bekerja saling
meniadakan dan tubuh tetap dalam keadaan istirahat. Bilamana ditinjau dari segi
titik berat/pusat gravitasi dan luas kontak.
Kesetimbangan Tubuh bisa dicapai dan
ditingkatkan bila:
- Letak pusat gravitasi direndahkan, misalnya pada posisi tidur/duduk.
- Peningkatan luas permukaan penyangga, misalnya dari posisi tidur, duduk, kedua kaki dilebarkan.
Kesetimbangan Tubuh dapat dikurangi
dengan cara:
- Meningkatkan pusat gravitasi dengan cara angkat tangan keatas, menjunjung beban diatas kepala.
- Mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit atau berdiri dengan satu kaki.
1. Apa yang di maksud dengan stabil ?
Jika
sistem tersebut akan tetap dalam keadaan diam atau berhenti kecuali jika
dirangsang oleh suatu fungsi masukan; dan akan kembali dalam keadaan diam jika
eksitasi tersebut dihilangkan, dengan tidak berubah walaupun menerma rangsangan
dari luar.
Contohnya
: Berjalan ke depan dengan tidak hilang keseimbangan ketika menerima rangsangan
dari luar.
2. Apa yang di maksud dengan labil?
Dimana
seseorang berada dalam sikap goyah atau tidak beraturan atau dalam posisi berubah
ubah, dan dapat berubah keseimbangan ketika mendapat rangsangan dari luar.
Contoh
: ketika berjalan menerima rangsangan misalnya t\kesandung batu dan badan kita
terjatuh.
3. Apa yang di maksud Indefferent /
netral ?
Yaitu
dimana posisi bergerak berguling-guling atau lebih cenderung berputar-putar kea
rah yang baru dan berbeda.
Contoh :
Ketika seseorang melakukan gerakan roll depan atau roll belakang ketika sedang
senam lantai.
2 comments:
sabung ayam Klik tulisan di samping untuk Baca Selengkapnya ...
Jadwal bola terbaru Klik tulisan di samping untuk Baca Selengkapnya ...
Prediksi Pertandingan Bola Klik tulisan di samping untuk Baca Selengkapnya ...
Oghey
Post a Comment