1.
Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw
a.
Pengertian Jigsaw
Jigsaw menurut Slavin (2010: 237) yaitu dapat digunakan apabila materi yang
dipelajari adalah yang berbentuk materi tertulis. Materi ini paling sesuai
untuk subyek-subyek seperti pelajaran Ilmu Sosial, literatur yang tujuan
pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, para siswa
tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit dan diberikan “lembar ahli” yang
dibagi atas topik-topik yang berbeda, yang harus
menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah
semua siswa selesai membaca, siswa-siswa yang dari tim yang bereda yang
memiliki fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk
mendiskusikan topic mereka. Setelah itu para ahli kembali ke timnya secara
bergantian mengajari teman satu timnya mengenai
topik mereka.
b.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw
Menurut Slavin (2010: 241) langkah-langkah pembelajaran
jigsaw antara lain:
1. Siswa
dibagi atas beberapa kelompok (setip kelompok beranggotakan 5-6 orang). Yang
disebut dengan kelompok asal.
2. Dalam
satu kelompok tersebut masing-masing siswa memperoleh materi yang berbeda.
3. Dari
beberapa kelompok, para siswa dengan keahlian yang sama atau materi yang sama bertemu untuk mendiskusikannya
dalam kelompok-kelompok ahli.
4. Setelah
selsai berdiskusi para ahli kembali kedalam kelompok asal.
5. Para ahli
menerangkan hasil diskusi kepada kelompok asal.
6. Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan menunjuk salah satu anggota
sebagai perwakilan kelompok.
7. Para
siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik.
c.
Cara menghitung skor baik individual maupun tim dalam jigsaw
Cara menghitung skor tim baik individu maupun tim jigsaw diadopsi dari cara menghitung
skor pada metode kooperatif tipe STAD. Segera mungkin setelah melakukan tiap
kuis, hitung skor kemajuan individual dan tim, dan beri sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya kepada tim
dengan skor tertinggi. Jika memungkinkan, umumkan skor tim pada periode pertama
setelah mengerjakan kuis. Pada akhirnya akan meningkatkan motivasi mereka untuk
melakukan yang terbaik. (Slavin, 2010: 159)
Poin Kemajuan. Para
siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingat dimana skor kuis
mereka (presentasi yang benar) melampaui skor awal mereka:
Tabel Pedoman Poin
Kemajuan
Skor
Kuis
|
Poin Kemajuan
|
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
|
5
|
10-1 poin dibawah skor awal
|
10
|
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal
|
20
|
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
|
30
|
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
|
30
|
(Slavin,
2010: 159)
Skor Tim. Untuk
menghitung skor tim catatlah tiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar
rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota
tim dengan jumlah anggota tim yang hadir. Untuk diingat bahwa skor tim lebih
tergantung pada skor kemajuan daripada skor kuis awal.
Tiga macam tingkatan penghargaan
diberikan disini. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, yaitu sebagai berikut:
Tabel Kriteria Penghargaan
Siswa
Kriteria
(Rata-rata Tim)
|
Penghargaan
|
15
|
Tim Baik
|
16
|
Tim Sangat Baik
|
17
|
Tim Super
|
(Slavin,
2010: 160)
Perhatikan bahwa semua tim dapat meraih penghargaan, dan tim
bukannya berkompetisi antara satu sama lainnya.
Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk
menjadi tim sangat baik sebagian besar anggota tim harus memiliki skor diatas
skor awal mereka, dan untuk menjadi tim super sebagian besar anggota tim harus
memiliki skor setidaknya sepuluh poin diatas skor dasar mereka.
0 comments:
Post a Comment