Pengertian Kurikulum Dalam Buku Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah

Tuesday, March 6, 2018

Pengertian Kurikulum

(Oleh Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya Dasar-Dasar Pengembangan Karikalum Sekolah)
 
Istilah kurikulum semula berasal dari istilah yang dipergunakan dalam dunia taktik curere yang berarti "berlari' . Istilah tersebut erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang atau tempat lain. Seseorang kurir harus menempuh suatu perjalanan untuk mencapai tujuan, maka istilah kurikulum kemudian diartikan sebagai orang sebagai suatu jarak yang harus ditempuh (S. Nasution, 1980 : 5).
Dari istilah atletik kurikulum mengalami perpindahan arti kedunia pendidikan. Sebagai misal pengertian kurikulum seperti yang tercantum dalam Webster's Intemational Dktionary " .
Currculum ; Course ; a specified fixed course of study, is in a school or collage. as one leading to degree.

Kurikulum kemudian diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetalman yang ditempult atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Disamping itu, kurikulum juga diartikan sebagai suatu rencana yang disengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Itulah sebabnya orang pada waktu lalu juga menyebut kurikulum dengan istilah “Rencana Pelajaran" yang merupakan terjemahan istilah Leerplan. Rencana pelajaran merupakan salah satu komponen dalam asas-asas didaktik yang harus dikuasai (atau paling tidak diketahui) oleh seorang guru atau calon guru.

Pengertian kurikulum sebagai yang tercantum dalam kamus Webster yang dikutip diatas, kiranya ada kesesuaiannya dengan perumusan yang dikemukakan oleh Stenhouse berikut : Currkulum is the planned conipesite effort of any school to guide pupil leaming to ward prederennined learning outcome (Larence Stenhouse, 1976 : 4).

Defenisi-defenisi kurikulum yang bersifat tradisional biasanya masih menampakkan adanya kecenderungan penekanan pada rencana pelajaran untuk menyampaikan mata-mata peiajaran (subject matter) kepada anak didik yang biasanya berisi kebudayaan. (hasil budidaya) masa lampau atau sejumlah ilmu pengetahuan. Anak yang berhasil melewati tahap ini akan atau herhak memperoleh ijazah. Kabudayaan atau sejumlah ilmu pengetahuan yang akan disampaikan tersebut bersumber pada buku-buku yang baik atau dianggap bermutu, sehingga kurikulum terutama dalam hal tujuan instruksional dan pemilihan bahan pengajaran lebih banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh buku- buku tersebut.

Dihubungkan dengan kebutuhan pengalaman anak yang diharapkan terpenuhi melalui kegiatan belajar-mengajar sekolah, ternyata hal tersebut kurang menguntungkan karena ia membatasi pengalaman anak dalam proses belajar-mengajar kelas saja dan kurang inemperhatikan pengalaman-pengalaman lain yang diperoleh di luar kelas. Kurikulum yang bersi demikian. hanya menekankan aspek intelektual saja yang harus dikuasai siswa dan mengabaikan aspek-aspek yang lain yang juga sangat berpengaruh dalam perkembangan kejiwaan siswa. Kurikulum macam ini biasanya disebut Subject Centere Curiculum, yaitu kurikulum yang berpusat pada materi pelajaran Sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, pendirian tradisional mengenai kurikulum tersebut ditinggalkan orang karena dianggap terlalu sempit dan atau paling tidak orang berusaha mencari kemungkinan-kemungkinan baru, sebab pada kenyataanya pula seperti halnya dengan masalah-masalah lain, belum dapat meninggalkan (atau mungkin meninggalkan) sama sekali pendirian tradisonal. dasarkan pendirian diatas, yakni pendirian tradisional, kurikulum dijalankan (mau tak mau) berpusat pada guru atau but Teacher Centered Curiculum. Pandangan yang lebih kemudian ingin mengubah pandangan tersebut dengan memperhatikan minat dan kebutuhan anak, karena anaklah sebenamya yang menjadi subjek didik. Anak tak boleh hanya dipeerlakukan sebagai objek yang statis, melainkan harus diperhatikan kebutuhannya sesuai dengan perkembangan jiwanya karena itu, terjadilah pergeseran dalam dunia pendidikan dari suject atau teacher centered ke student centered. Kurikulum yang sesuai dengan pandangan terakhir itu disebut Child Centered curiculum. Hal itu terutama disebabkan oleh pengaruh penemuan-penemuan dibidang psikologi. khususnya psikologi kembangan.

Adanya pergeseran tentang kurikulum tersebut juga terlibat pada defenisi-defenisi kurikulum yang dikemukakan orang. misalnya menurut George A. Beauchamp (1964 : 4) kurikulum adalahah "It as all activities of children under the jurisdktion of the school”Dalam pengertian ini kurikulum mencakup segala kegiatan, yang disediakan dan direncanakan sekolah. Konsep lain misalnya mengatakan bahwa kurikulum tidak terbatas pada kegiatan saja, melainkan meneakup seluruh pengalaman yang diperoleh siswa, baik intelektual, emosional, sosial maupun pengalaman galaman yang lain.

Sebagai bahan perbandingan mengenai pengertian kriikulum menurut konsep batu, barikut dikemukakan lagi denisi-defenisi yang lain.
A sequence of potensial experiences it set up in the school for the purpose of disciplining children and yuouth in group ways of thingking and acting (Smith dalam Beauchamp : 5).
atau
Curriculum is all of the planned experiences providedby the school to assist the pupils in attaining children the designated learning outcomes to the best their abilitie (Neagly dalam Lawrence : 4).
David Pratt dalam Curriculum Design and Development (1980 : 4) mendefenisikan kurikulum secara sederhana, yaitu sebagai seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusal latihan. Selanjumya ia membuat implikasi secara lebih ekplisit tentang defenisi yang dikemukakannya tersebut menjadi enam hal. yaitu :

1.      Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya berupa perencanaan (mental) saja. tapi pada umumnya diwujudkan dalam bentuk tulisan.
2.      Kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan perencanaan atau rancangan kegiatan;
3.      Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang harus dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kualitas guru yang dituntut dan sebagainya.
4.      Kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal, maka ia sengaja mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang tanpa rencana, atau kegiatan tanpa belajar.
5.      Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan berbagai komponen seperti tujuan, isi. sistem penilaian dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. Atau dengan kata lain, kurikulum adalah sebuah sistem
6.      Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.

Defenisi diatas yang kemudian disertai dengan berbagai implikasinya, dapat memberikan gambaran yang lebih nyata tentang kurikulum, walau mungkin tidak sepenuhnya kita terima atau pahami. Misalnya saja dikatakan bahwa kurikulum mungkin hanya berupa perencanaan secara mental, dalam arti tidak diwujudkan dalam bentuk tertulis. Bagaimana jadinya jika ada (mungkin hanya sebagian) kurikulum yang tidak ditutis, tentunya akan mengundang berbagai permasalahan.

Kurikulum merupakan suatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini kita dapat memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program yang didesain, direncanakan, dikembangkan dan akan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan di sekolah. Atas dasar hal tersebut, kurikulum kemudian dapat didefenisikan sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu (Winamo Surahmad, 1977 : 5).

Kiranya defenisi tersebut lebih sederhana dan jelas rumusannya. Pendidikan merupakan suatu pendidikan yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, merupakan program yang direncanakan, disusun dan diatur untuk kemudian dilaksanakan di sekolah melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. Jika defenisi diatas diperbandingkan dengan defenisi-defenisi yang dikemukakan lebih dahulu, sebenamya tidak ada perbedaan yang prinsipil. Sentua defenisi yang ditunjuk sama-sama menyebut kurikulum sebagai rencana-rencana kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan siswa yang tentunya dimaksudkan untuk memperoleh sejumlah pengalaman (baca tujuan) tertentu.

Dalam pembkaraan selanjurnya, jika disebut-sebut kurikulum pengertiannya menunjuk pada defenisi yang terakhir diatas.

3.1.2 Kurikulum Sebagai Materi Pelajaran
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa unluk mempoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran dipandang sebagai pengalaman orang tua atau pengalaman orang-orang pandai masa yang telah disusun secara sistematis dan logis. Misalinya, pengalaman dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu, dan logis, artinya dapat diterima dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan pada siswa sehingga memperoleh sejumiah pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa disekolah.

3.1.3 Kurikulum Sebagai Rencana Kegiatan Pembelajaran
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk pembelajaran siswa. Dengan program ini siswa inelakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga menjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain sekolah menyediakan lingkungan yang memberikan kesempatan belajar bagi siswa. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada mata ajaran saja, melainkan melipiuti segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman, perlengkapan dll. Hal ini berarti semua hal dan semua orang yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum.

3.1.4 Kurikulum Sebagai Pengalaman Pelajar


Perumusan atau pengertian kurikulum lainnya agar berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya yang lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Pengertian ini menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas dntara ekstra dan intra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa pada hakekatnya adalah kurikulum.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan    untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapai tujuan pendidikan nasional.

0 comments:

Post a Comment

Soal PTS Online kelas 8 Mts Al-Masyhuriyah

Soal PTS Online kelas 8 Mts Al-Masyhuriyah Kerjakan soal dengan benar sehingga mampu meraih nilai terbaik Memuat…

Popular Posts