Senam dapat diartikan sebagi setiap bentuk pembelajaran fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Dari arti itu, kita dapat melihat bahwa olahraga senam mempunyai sistematika tersendiri, serta mempunyai tujuan
yang hendak dicapai seperti daya tahan, kekuatan, kelenturan, koordinasi, atau bisa juga diperluas untuk membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal dan memelihara kesehatan.Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah-istilah yang dipakai untuk menamai jenis-jenis senam. Ada senam si buyung, senam wanita, senam jantung sehat, senam aerobic, senam kesegaran jasmani, senam tera, dan lain-lain. Disamping itu, ada juga bentuk senam lain yang sering terdengar
dalam konteks perlombaan, seperti senam prestasi, senam artistic dan senam akrobatik. Menurut FIG (Federation Internationale Gymnatiqua) senam dapat dikelompokkan menjadi:
a Senam Artistik (artistic gymnastics),
b Senam ritmik (sportive rhymic gymnastics), dan
c Senam umum (general gymnastics).
Seperti kita ketahui bahwa senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistic. Dikatakan senam lantai karena seluruh ketrampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainya. Luas lantai yang digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 x 12 meter persegi dengan tambahan 1 meter disetiap sisinya sebagai pengaman. (sumber: persani@
cbn.net.id) Sekarang coba kalian baca tentang pengertian dan manfaat senam lantai erikut ini.
Senam lantai adalah satu dari rumpun senam. Sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan/bentuk pembelajarannya dilakukan di lantai. Jadi lantai/matraslah yang merupakan alat yang dipergunakan. Senam lantai disebut juga dengan istilah pembelajaran bebas. Oleh karena tidak mempergunakan benda-benda atau perkakas lain pada saat menjalankannya.Tujuan melakukan senam lantai selain untuk meningkatkan kemampuan melakukan bentuk-bentuk gerakan senam lantai sendiri juga sebagai pembelajaran pembentukan kemampuan untuk melakukan gerakan senam dengan alat. Bentuk-bentuk pembelajaran senam lantai bermacam-macam gerakannya.Senam lantai dilakukan dalam ruangan dan dapat juga dilakukan di lapangan rumput. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan peserta didik, maka digunakan matras. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari senam lantai adalah sebagai berikut.
a. Hendaknya selalu menggunakan matras atau tempat yang aman.
b. Matras harus diletakkan di atas tanah atau lantai yang rata dan aman dari bahaya yang mencelakakan anak.
c. Letakkan matras jauh dari dinding atau benda-benda lain yang akan menyebabkan benturan.
d. Periksa matras dan keamanan disekitarnya yang mungkin dapat mengganggu peserta didik.
e. Pembelajaran dilakukan dari gerakan yang mudah dahulu atau tahap demi tahap.
b. Matras harus diletakkan di atas tanah atau lantai yang rata dan aman dari bahaya yang mencelakakan anak.
c. Letakkan matras jauh dari dinding atau benda-benda lain yang akan menyebabkan benturan.
d. Periksa matras dan keamanan disekitarnya yang mungkin dapat mengganggu peserta didik.
e. Pembelajaran dilakukan dari gerakan yang mudah dahulu atau tahap demi tahap.
f. Sebelum melakukan pembelajaran senam lantai hendaknya melakukan senam pemanasan yang cukup.
g. Peserta didik dilarang melakukan pembelajaran sendiri di luar pengawasan guru, kecuali ada peserta didik yang dianggap dapat membantu dan menguasai gerakan senam lantai dengan benar.
h. Agar matras tidak cepat rusak, hendaknya matras dijaga sebaik mungkin dan jaga kesebersihannya serta disimpan di tempat yang aman.
g. Peserta didik dilarang melakukan pembelajaran sendiri di luar pengawasan guru, kecuali ada peserta didik yang dianggap dapat membantu dan menguasai gerakan senam lantai dengan benar.
h. Agar matras tidak cepat rusak, hendaknya matras dijaga sebaik mungkin dan jaga kesebersihannya serta disimpan di tempat yang aman.
2. Manfaat Senam Lantai
a. Manfaat Fisik
Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak. Melalui berbagai kegiatannya, peserta didik akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangannya.
Di samping itu, program senam dapat pula menyumbang pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dasar-dasar senam akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, dan keterampilan-keterampilan senam. Contohnya, meliputi terdiri dengan postur tubuh yang baik, menggantung dalam posisi terbalik, serta menampilkan variasi gulingan berturut-turut.
b. Manfaat Mental dan Sosial
Ketika mengikuti senam, peserta didik dituntut untuk berpikir sendiri tentang pengembangan keterampilannya. Untuk itu, peserta didik harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan masalah-masalah gerak. Dengan demikian, peserta didik akan berkembang kemampuan mentalnya.
B. Pembelajaran Senam Lantai
1. Pembelajaran Guling Depan
Gerakan guling depan (forward roll) adalah gerakan mengguling atau menggelinding ke depan membulat. Jadi dalam gerakan guling depan gerakan tubuh harus dibulatkan. Pembelajaran guling depan dapat terbagi atas dua bagian yaitu : guling depan dengan sikap awal jongkok dan guling depan
dengan sikap awal berdiri.
a. Pembelajaran Guling Depan dari Sikap Awal Jongkok
Cara melakukan pembelajaran guling depan dari sikap awal jongkok adalah sebagai berikut.
1) Sikap awal jongkok, kedua kaki rapat, letakkan lutut ke dada. kedua tangan menumpu di depan ujung kaki kira-kira 40 cm.
2) Kemudian bengkokkan kedua tangan, letakkan pundak pada matras dengan menundukkan kepala, dan dagu sampai ke dada. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan gerakan berguling ke depan.
3) Ketika panggul menyentuh matras, peganglah tulang kering dengan kedua tangan menuju posisi jongkok.
4) Teruskan gerakan sampai posisi berdiri. Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang dilakukan, dan temukan pola yang paling sesuai buat kalian.
4) Teruskan gerakan sampai posisi berdiri. Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang dilakukan, dan temukan pola yang paling sesuai buat kalian.
b. Pembelajaran Guling Depan dari Sikap Berdiri
Cara melakukan pembelajaran guling depan dari sikap berdiri adalah sebagai berikut.
1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki rapat,
2) Lalu letakkan kedua telapak tangan di atas matras selebar bahu, di depan ujung kaki sejauh ± 50 cm.
3) Bengkokkan kedua tangan, lalu letakkan pundak di atas matras dan kepala dilipat sampai dagu menempel bagian dada.
4) Selanjutnya dengan berguling ke depan, saat panggul menyentuh matras lipat kedua kaki dan pegang tulang kering dengan kedua tangan menuju ke posisi jongkok.
6) Dorong bahu ke depan sampai posisi jongkok, dan angkat badan dan luruskan lutut sampai berdiri.
Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang diakukan, dan temukan pola yang paling sesuai buat kamu.
Cara melakukan pembelajaran guling depan dari sikap berdiri adalah sebagai berikut.
1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki rapat,
2) Lalu letakkan kedua telapak tangan di atas matras selebar bahu, di depan ujung kaki sejauh ± 50 cm.
3) Bengkokkan kedua tangan, lalu letakkan pundak di atas matras dan kepala dilipat sampai dagu menempel bagian dada.
4) Selanjutnya dengan berguling ke depan, saat panggul menyentuh matras lipat kedua kaki dan pegang tulang kering dengan kedua tangan menuju ke posisi jongkok.
6) Dorong bahu ke depan sampai posisi jongkok, dan angkat badan dan luruskan lutut sampai berdiri.
Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang diakukan, dan temukan pola yang paling sesuai buat kamu.
c. Kesalahan-Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Guling ke Depan
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerakan guling depan adalah sebagai berikut.
1) Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit, terlalu jauh atau terlalu dekat) dengan ujung kaki.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerakan guling depan adalah sebagai berikut.
1) Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit, terlalu jauh atau terlalu dekat) dengan ujung kaki.
2) Tumpuan salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehinggakeseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh kesamping.
3) Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.4) Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
3) Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.4) Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
d. Cara Memberi Bantuan Guling ke Depan
1) Cara pertama
Pegang belakang kepala peserta didik (membantu menekukkan) dan menolak pada kedua lutut.
2) Cara kedua
Mendorong pada punggung peserta didik pada saat akan duduk.
3) Cara ketiga
Mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.Dapat juga menolong berdiri di sisi peserta didik dengan kedua tanganagak mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah depanpada saat yang sama memperingatkan peserta didik agar tetap menekuk kepala sedalam-dalamnya.
4) Cara keempat
Membantu menekukkan kepala dan menempatkannya di lantai di antarakedua tangan.
1) Cara pertama
Pegang belakang kepala peserta didik (membantu menekukkan) dan menolak pada kedua lutut.
2) Cara kedua
Mendorong pada punggung peserta didik pada saat akan duduk.
3) Cara ketiga
Mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.Dapat juga menolong berdiri di sisi peserta didik dengan kedua tanganagak mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah depanpada saat yang sama memperingatkan peserta didik agar tetap menekuk kepala sedalam-dalamnya.
4) Cara keempat
Membantu menekukkan kepala dan menempatkannya di lantai di antarakedua tangan.
2. Pembelajaran Guling Belakang
Guling ke belakang (back roll) adalah menggelundung ke belakang, posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada. Gerakan guling ke belakang dapat dilakukan dengan cara guling ke belakang dengan sikap jongkok.
Guling ke belakang (back roll) adalah menggelundung ke belakang, posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada. Gerakan guling ke belakang dapat dilakukan dengan cara guling ke belakang dengan sikap jongkok.
Cara melakukan gerakan guling belakang adalah sebagai berikut.
a. Sikap awal dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat.
b. Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang.
c. Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke
samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
d. Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala.
e. Dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, dorong badan ke atas, dan teruskan gerakan sampai membentuk sikap jongkok.
Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang dilakukan, dan temukan pola
yang paling sesuai buat kamu.
Amati dan rasakan koordinasi gerakan yang dilakukan, dan temukan pola
yang paling sesuai buat kamu.
a. Variasi-variasi Pembelajaran Guling Belakang
Sama seperti guling depan, memvariasikan guling belakang dapat dilakukan dengan cara membedakan sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir dari gulingannya. Variasi-variasi gerakan guling belakang seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Sama seperti guling depan, memvariasikan guling belakang dapat dilakukan dengan cara membedakan sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir dari gulingannya. Variasi-variasi gerakan guling belakang seperti terlihat pada gambar berikut ini.
b. Kesalahan-Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Guling Belakang
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan guling belakang adalah sebagai berikut.
1) Sikap tubuh kurang bulat, sehingga keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling ke belakang.
2) Salah satu tangan yang menumpu kurang kuat atau bukan telapak tangan yang digunakan untuk menumpu di atas matras.
3) Tangan yang digunakan untuk menolak kurang kuat, sehingga tidak bisa mengguling ke belakang.
4) Kepala menoleh ke samping, akibatnya posisi mengguling tidak sempurna (menyamping).
5) Mendarat dengan menggunakan lutut, sehingga keseimbangan tidak terjaga dan oleng.
c. Cara Memberi Bantuan Guling Belakang
Cara memberi bantuan gerakan guling belakang adalah sebagai berikut.
1) Menopang dan mendorong pinggang ke arah guling (ke belakang) dan membawanya ke arah guling.
2) Mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah guling.
3. Pembelajaran Gerakan Guling Lenting
a. Cara Melakukan Gerakan Guling Lenting
Guling lenting (neckspring) adalah suatu gerakan lenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan, dari sikap setengah guling ke belakang atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus.
Cara melakukan gerakan guling lenting adalah sebagai berikut.
1) Sikap Awal
a) Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan diangkat lurus. dengan melambungkan badan, letakkan kedua tangan di lantai kira-kira satu langkah dari kaki.
b) Kemudian letakkan tengkuk di antara kedua tangan sambil mengambil sikap guling depan.
c) Kedua kaki dijaga agar tetap lurus.
2) Sikap Pelaksanaannya
a) Ketika posisi untuk guling depan telah tercapai, segeralah pesenam mengguling ke depan.
b) Saat badan sudah berada di atas kepala, kedua kaki segera dilecutkan ke depan lurus dibantu oleh kedua tangan mendorong badan dengan menekan lantai.
c) Lecutan ini menyebabkan badan melenting ke depan.
3) Sikap Akhir
a) Ketika layangan selesai, kedua kaki segera mendarat.
b) Badan tetap melenting dan kedua lengan tetap terangkat lurus.
c) Gerakan akhir adalah berdiri tegak.
b. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerakan Guling Lenting
Tahap-tahap pembelajarannya sebagai berikut.
1) Pembelajaran Tahap 1
Tidur terlentang, kedua kaki lurus dan rapat, kedua tangan di sisi badan. Angkat kedua kaki ke belakang kemudian lemparkan kedua kaki ke atas-depan, mendarat atas kedua ujung kaki dengan mengangkat panggul, pinggang tinggi dari lantai (membusur).
Bagi peserta didik yang belum dapat mengangkat panggul, pinggang tinggi membusur, maka kedua tangan dapat dipakai sebagai penopangnya.
2) Pembelajaran Tahap 2
Melakukan kip dengan dibantu oleh dua orang teman. Tiap teman berdiri di satu sisi dengan memegang satu tangan peserta didik yang
melakukan. Pada gerakan kip oleh peserta didik yang melakukan, kedua teman bersama-sama menarik kedua tangan tersebut ke arah
depan-atas.
3) Pembelajaran Tahap 3
Melakukan pembelajaran seperti pembelajaran 1, tetapi kedua tangan di sisi telinga (seperti pada stut).
4) Pembelajaran Tahap 4
Pembelajaran 3 dilakukan di atas peti lompat atau matras yang disusun tinggi ± 50/80 cm. Pembelajaran dilakukan dengan diawali setengah guling depan.
5) Pembelajaran Tahap 5
Pembelajaran 3 diulangi dengan lambat laun merendahkan peti lompat/matras yang disusun, hingga rendah sekali dan akhirnya di atas lantai.
c. Kesalahan-Kesalahan yang Sering Terjadi Pada Pembelajaran Guling Lenting
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan pembelajaran guling lenting antara lain sebagai berikut.
1) Pada saat kedua kaki dilemparkan, kedua lutut bengkok.
2) Kedua kaki terbuka/tidak rapat.
3) Badan kurang melenting, atau terlalu melenting (membusur).
4) Kurang tolakan tangan.
C. Pembelajaran Rangkaian Senam Lantai
Tujuan rangkaian gerakan senam lantai adalah untuk mengkombinasikan teknik gerakan-gerakan rangkaian gerakan senam lantai yang telah dipelajari. Setelah peserta didik melakukan rangkaian gerakan senam lantai, coba rasakan teknik-teknik rangkaian gerakan senam lantai yang mana mudah dan sulit dilakukan. Mengapa teknik gerakan tersebut mudah dan sulit dilakukan?
Temukan permasalahan tersebut, kemudian lakukan kembali gerakan-gerakan
tersebut.
Sebelum berlatih rangkaian seman lantai, peserta didik sudah mampu melakukan gerakan guling depan, guling belakang, dan guling lenting.Rangkaian gerakan senam lantai dapat dilakukan dengan cara: perorangan dan berpasangan. Dalam melakukan rangkaian gerakan senam lantai, peserta didik diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: kerja sama, tanggung jawab, menghargai teman, disiplin, dan toleransi.
Senam lantai selain sebagai pemanasan juga sangat menarik untuk ditonton, baik dilakukan secara perorangan maupun secara massal. Gerakan secara seragam dan membentuk formasi menarik dan mengesankan. Pria tampil selama 70 detik dan wanita 90 detik, dengan diiringi musik. Rangkaian urutan mulai dari lompatan, putaran, keseimbangan diselingi dengan unsur lonjakan dan akrobatik.
Bentuk-bentuk rangkaian gerakan senam lantai antara lain sebagai berikut.
a. Pembelajaran Rangkaian Gerakan Guling Depan dan Guling Belakang
b. Pembelajaran Rangkaian Gerakan Guling Belakang dan Guling Lenting
c. Pembelajaran Rangkaian Gerakan Guling Depan dan Guling Lenting
sekian yang dapat didin bagikan kurang dan lebihnya didin mohon maaf. harapannya dapat digunakan sesuai dengan kebijakan yang benar.. terima kasih
sumber : Buku PJOK SMP Kelas VII Kurikulum 2013
0 comments:
Post a Comment